Jakarta,reportasenews.com – Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Mohammad Nuruzaman mengundurkan diri dari jabatanya. Pengunduran diri Nurzaman sebagai elit partai Gerindra tertuang dalam surat terbuka yang ditulisnya pertanggal 12 Juni 2018 dan ditujukan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Nuruzaman menganggap pengundurn dirinya sebagai Wakil Sekjen Gerindra karena dianggap sudah tidak sejalan lagi dengan dirinya. Dalam Surat pengunduran dirinya Nuruzaman menyatakan Partai Gerindra dianggap telah berbelok menjadi sebuah kepentingan yang bukan lagi berkarakter pada kepedulian dan keberanian, namun sudah berubah menjadi mesin rapuh yang hanya mengejar kepentingan saja.
Menurutnya Hal utama dan terutama yang melatarbelakangi saya mendukung Bapak adalah jiwa kepedulian dan keberanian. Dua hal itu adalah napas saya untuk berjuang bersama Gerindra. Karena karakter kita sama maka saya merasa berada di rel perjuangan yang benar.
Dikatakannya, manuver Gerindra yang sangat patriotik sekarang lebih menjadi corong kebencian yang mengamplifikasi kepentingan politis busuk yang hanya berkutat pada kepentingan saja, sama sekali hilang Indonesia Raya yang ada di dada setiap kader Gerindra.
Makin parah lagi, pengurus Gerindra makin liar ikut menari pada isu SARA di kampanye Pilkada DKI di mana saya merasa sangat berat untuk melangkah berjuang karena isi perjuangan Gerindra hanya untuk kepentingan elitnya saja sambil terus menerus menyerang penguasa dengan tanpa data yang akurat.
Isu SARA yang sudah melampaui batas dan meletakkan Jakarta sebagai kota paling intoleran adalah karena kontribusi elit Gerindra yang semua haus kekuasaan dunia saja, tanpa mau lagi peduli pada rakyat di mana Bapak harusnya berpijak.
Menurut Nurzaman, kemarahannya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti Presiden. (*)