Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Daerah · 1 Nov 2019 21:03 WIB ·

Asosiasi Petani Tebu Rakyat  Situbondo Minta Pemkab Tolak Penutupan Pabrik Gula Panji  


					Pengurus APTR Panji, saat bertemu dengan Wabup Yoyok Mulyadi. (foto:fat) Perbesar

Pengurus APTR Panji, saat bertemu dengan Wabup Yoyok Mulyadi. (foto:fat)

Situbondo,reportasenews.com – Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR)  Situbondo, meminta kepada Pemkab Situbondo agar  menolak rencana penutupan Pabrik Gula (PG) Panji, Kabupaten  Situbondo, Jawa Timur.

Paslanya, jika PG Panji, Situbondo  berhenti giling atau  beroperasi, maka akan ada  sebanyak 700 kepala keluarga (KK)  yang akan  terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dwi Candra Irawan sekretaris  APTR PG Panji Situbondo mengatakan, karena akan banyak PHK  jika PG Panji Situbondo ditutup, sehingga pihaknya meminta kepada Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi agar menolak rencana penutupan PG Panji tersebut.

“Pegawai PG Panji berharap, rencana penutupan PG Panji diurungkan,” tegas Dwi Candra Irawan,  Jumat (1/11/2019)

Apalagi, lanjut Dwi Candra Irawan, revitalisasi PG Asembagus sampai saat ini masih belum optimal. Sehingga banyak tebu milik petani yang tidak terserap, yang mengakibatkan banyak petani yang menjual tebu miliknya keluar daerah.”Sampai saat ini, revitalisasi di PG Asembagus yang dinaikkan dari 3 ribu ton menjadi 6 ribu ton per hari, belum bekerja sesuai rencana. Apakah bisa bekerja dengan 6 ribu ton per hari,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi mengatakan, bahwasanya pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi rencana penutupan PG Panji, termasuk PG Olean dan PG Wringinanom yang ada di Situbondo. “Belanda membangun PG di Situbondo, sebanyak lima PG, karena Situbondo punya iklim yang bagus. Apapun yang ditanam di Situbondo, termasuk tebu, hasilnya bagus,” kata Wabup  Yoyok Mulyadi.

Namun dalam perjalanannya, semua PG selain Asembagus direncanakan ditutup, dan akan dikover sepenuhnya oleh PG Asembagus yang direvitalisasi dengan kapasitas giling 6 ribu ton, yang semula hanya 3 ribu ton per hari.

“Sekarang memang masih belum bekerja optimal, tapi kalau sudah bekerja optimal, maka semua tebu di Situbondo ini bisa terserap,” katanya.

Karena belum bekerja optimal, tebu di Situbondo tidak terserap dengan baik. Akhirnya, banyak petani tebu yang menjual tebunya ke luar daerah, tentunya dengan harga yang lebih menjanjikan.

“Kita tidak bisa memaksa, jika petani lebih memilih menjual tebunya ke luar daerah,” tegas Yoyok.

Yoyok mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah daerah akan mencoba mempertemukan para petani tebu, untuk membuat sebuah komitmen agar tebu di Situnondo tidak dieksodus ke luar daerah.

“Pemeritah daerah bertugas memfasilitasi. Jadi dalam waktu dekat akan kami pertemukan antara petani dan APTR,” pungkasnya.(fat)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dua PSK, Satu Mucikari Serta Seorang Pria Hidung Belang Diamankan Satpol PP Situbondo 

20 April 2024 - 10:03 WIB

Warga Desa Pesisir Besuki, Keluhkan Penutupan Sumur Bor Bantuan Pemerintah

20 April 2024 - 05:51 WIB

Ratusan Santri Asal Pulau Raas Madura, Mulai Kembali ke Ponpes Situbondo

19 April 2024 - 20:19 WIB

15 Kilogram Sabu dari Malaysia Masuk Ke Kalbar, Seorang Kurir Berhasil Diringkus

19 April 2024 - 19:04 WIB

Kader Gerindra Johni Asadoma Minta Dukungan ke PSI untuk Jadi Cagub NTT

19 April 2024 - 19:00 WIB

Wali Kota Binjai Amir Hamzah Mendaftar Pencalonan Bakal Calon Walikota ke Partai Demokrat

19 April 2024 - 18:52 WIB

Trending di Daerah