Medan, Reportasenews.com – Aksi unjukrasa pelajar dan mahasiswa Muhamadiyah menolak kenaikan tarif dasar air minum di kantor PDAM Tirtanadi Medan, Rabu (10/5), beralhir ricuh, setelah salah seorang oknum bayaran melakukan penganiyaan terhadap seorang pengunjukrasa.
Awalnya aksi unjukrasa ratusan pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Muhamadiyah Sumatera Utara berjalan damai.
Pengunjukrasa hanya menggelar aksi sambil berorasi di depan pintu masuk kantor PDAM Tirtanadi jalan Sisingamangaraja Medan, Sumatera Utara.
Aksi mulai memanas saat pengunjukrasa yang menuntut dibatalkannya kenaikan tarif dasar air minum memblokir gerbang masuk sambil mendorong pagar besi yang di amankan puluhan Petugas Kepolisian.
Keributan meluas saat oknum bayaran yang diduga sebagai provokator melakukan pemukulan terhadap salah seoarang pengunjukrasa.
Tak terima rekannya di pukul, pengunjukrasa lain berusaha mengejar sambil mencaci maki oknum tersebut yang keburu menjauh dari lokasi.
Kericuhan mereda setelah kordinator aksi menenangkan massanya dan meminta tidak terpancing.
Selain menolak tarif dasar air minum ,mahasiswa dan pelajar mendesak aparat hukum mengusut dugaan korupsi yang dilakukan pejabat PDAM Tirtanadi terkait pengerjaan instalasi pengolahan air yang dananya bersunber dari anggaran penyertaan modal pemprov sumatera utara senilai 58 milyar rupiah.
Pengunjukrasa juga mendesak Gubernur memecat seluruh direksi PDAM Tirtanadi yang dituding gagal menjalankan tugas.
Aksi mahasiswa ini sempat membuat arus lalu lintas di seputar kantor PDAM terganggu.(RES)