Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Daerah · 9 Des 2019 19:17 WIB ·

Gunung Kelam, Destinasi Alam  Memacu Adrenalin di Terjalnya Dinding Tebing 


					Pesona alam Bukit Kelam yang menawarkan sensasi pendakian serta keindahan alam yang mempesona. (foto:das) Perbesar

Pesona alam Bukit Kelam yang menawarkan sensasi pendakian serta keindahan alam yang mempesona. (foto:das)

Sintang, reportasenews.com – Taman Wisata Gunung Kelam terus berbenah. Boleh dibilang Bukit Kelam atau warga lokal menyebutnya Gunung Kelam, salah satu batu monolit terbesar di dunia, yang kini menjadi destinasi utama wisata alam saat  perjalanan ke kota Sintang.

Hutan yang lebat, dan masih terjaga keasriannya, suara alam dan kicauan burung,serta gemericik suara air terjun mengalir deras diantara bebatuan dan tebing,  bagai terapi alam yang menenangkan, serta menyejukan yang membuat siapapun ingin berlama-lama berada di kawasan wisata Gunung Kelam.

Terlebih saat ini berbagai fasilitas penunjang seperti gazebo atau langkau, serta bangunan yang memang disiapkan untuk berswafoto dilatarbelakangi indahnya bentang alam di ketinggian.

Bukit Kelam atau Gunung Kelam masuk dalam kawasan hutan lindung atau kawasan konservasi dimana pengawasan kawasan ini berada di bawah Balai Konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) Kalimantan Barat.

Beragam flora dan fauna eksotik masih terdapat didalam kawasan ini, diantaranya Kantong semar atau Nephentes clipeata yang merupakan tanaman endemik yang hanya dijumpai di puncak Gunung Kelam. Serta beberapa tanaman anggrek langka yang juga endemik kawasan ini.

Menjaga tradisi dan merawat kelestarian alam salahsatu bentuk kearifan lokal warga yang bermukim di sekitar Bukit Kelam. (foto:das)

Menjaga tradisi dan merawat kelestarian alam salahsatu bentuk kearifan lokal warga yang bermukim di sekitar Bukit Kelam. (foto:das)

Karena keunikannya banyak pihak yang berkunjung ingin merusaknya bahkan mengambil tanaman ini untuk beragam kepentingan termasuk koleksi. Karena itu, BKSDA Kalimantan Barat melakukan pengawasan ketat bagi pengunjung termasuk yang ingin melakukan pendakian ke puncaknya untuk tidak menganggu apapun termasuk merusak atau mengambil tanaman yang berada di kawasan konsevasi ini.

Untuk memudahkan akses bagi pengunjung termasuk keselamatan pengunjung yang ingin merasakan sensasi dan memacu adrenalin menapaki puncak dan tebing Gunung Kelam yang terjal ini, Selasa (3/12/2019) pekan lalu, Bupati Sintang Jarot Winarno meresmikan serta  melaunching via ferrata, jalur besi pendakian di Gunung Kelam Sintang.

Kegiatan ini dilakukan bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat. Dalam agenda acara tersebut juga dilakukan penyerahan ijin usaha penyediaan jasa wisata alam dan pelepasan perdana tim pendakian Gunung Kelam kepada warga lokal atau komunitas pencinta alam lokal di Dusun Merpak, Desa Kelam Sejahtera, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

“Kegiatan ini adalam momen penting untuk kita di Sintang. Kita ingin slogan pendakian batu monolith terbesar di Indonesia orang akan tertarik untuk datang kemari dan Sintang semakin dikenal luas,” kata Jarot kepada wartawan.

“Kita sudah dukung dan dorong potensi Gunung Kelam ini lewat festival tempo hari. Sintang itu adalah jantungnya dunia yang sangat mudah dijangkau, pagi minum kopi di Jakarta, sarapan di Pontianak, makan durian di Merpak bisa, begitu mudahnya ya kan,” imbuhnya.

Sebagai simbolisasi launching via ferrata tersebut, Bupati Sintang memukul gong sebanyak 7 kali. Kemudian dilanjutkan dengan penerimaan plakat dari Kepala BKSDA Kalbar.

Diakhir acara Bupati Sintang melepas rombongan pendaki perdana. Turut mendaki, Kepala BKSDA  Kalbar dan PASI Teritorial Korem 121 Alambhana Wanawai Sintang.

Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta menyampaikan saat berkunjung ke Gunung Kelam atau Bukit Kelam apalagi saat mendaki hingga puncak, ia langsung tersentuh dan berpikir Gunung Kelam ini memiliki potensi wisata alam yang bisa mendunia bertaraf internasional. Karena ia sangat antusias dengan keberadaan potensi yang ada di taman wisata alam Gunung Kelam.

“BKSDA ingin melakukan proses konservasi yang memiliki dampak ekonomis dengan tetap menjaga tatanan sosial budaya lokal yang telah ada,” ujarnya.

“Kondisi kita memang belum sempurna, masih ada beberapa hal yang harus dibenahi lagi dalam upaya optimalisasi konservasi dan pemanfaatan ekowisata Gunung Kelam. Namun, kita harus terus bergerak, meski ada beberapa hal perlu diselesaikan lagi kita tetap resmikan dulu jalurnya, sambil jalan kita perbaiki dan kita baguskan lagi. Misalnya, soal tarif, ini  belum fix baru nilai yang kita anggap sesuai untuk saat ini, kedepankan harus ada tarif baku agar lebih mudah dalam transaksi,” papar pria yang akrab di sapa Tata ini.

“Saya berharap selagi saya masih memimpin di Balai ini, bisa mengkampanyekan jalur pendakian Gunung Kelam ini menjadi destinasi pendakian ditingkat internasional,” harapnya.

Lebih dari puluhan komunitas pencinta alam ikut dalam peresmian sekaligus pendakian pertama jalur via Ferrata dan bermalam di puncaknya dengan menyaksikan langsung indahnya panorama matahari terbenam di ufuk barat dan matahari terbit di ufuk timur serta sejuknya udara berselimut awan dan kabut di puncaknya.

Juga turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Sintang dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang serta sejumlah tokoh masyarakat sekitar Gunung Kelam. (das)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 106 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Duplikat Jembatan Kapuas 1 segera Diresmikan Presiden Jokowi

18 Maret 2024 - 20:45 WIB

Tolak Pejabat Arogan dan Kontraktor Impor, Puluhan Kontraktor Datangi Kantor DPUPP Situbondo

18 Maret 2024 - 16:54 WIB

Terlibat ‘Perang Sarung’  Sejumlah Remaja di Ringkus Polisi

18 Maret 2024 - 15:28 WIB

Ratusan Rumah di Kecamatan Besuki Situbondo, Terendam Air Luapan Sungai Jumain

18 Maret 2024 - 15:17 WIB

Kena Ledakan Petasan, Tangan Kiri Bocah 14 Tahun Alami Luka Bakar

18 Maret 2024 - 15:13 WIB

Tim Kuasa Hukum Hotman 911 Sebut Kematian Santri di Kabupaten Tebo Janggal

18 Maret 2024 - 15:06 WIB

Trending di Hukum