Mempawah, reportasenews.com – Sebanyak dua rumah warga di Dusun Peniraman I, Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, rusak berat akibat tebing tanah di bukit Peniraman longsor, Selasa (14/7/2020) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kuatir terjadi longsor susulan, sejak Selasa malam hingga Rabu (14/7/2020) warga masih mengungsi ke rumah tetangga atau keluarganya. Bantuan makanan dan dan selimut telah disalurkan kepada korban longsor maupun yang terdampak.
Mempawah, Akibat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari ini, Bukit Peniraman yang selama ini menjadi kawasan Galian C tepatnya di Gang Baiduri, Selasa (14/7/2020) sekitar pukul 16.00 WIB longsor dan menimpa dua buah rumah di bawahnya serta enam rumah yang terdampak.
Kasi ren Korem 121/ Alambhanawai, Kolonel Infanteri Muhammad Ibnu Subroto, tampak hadir langsung di lokasi sekaligus menyerahkan sejumlah bantuan makanan, obat-obatan dan selimut yang diperlukan bagi korban longsor.
“Dengan adanya bencana ini, sudah menjadi atensi Komandan Korem 121/Alambhanawai untuk membantu warga yang menjadi korban maupun terdampak. Kurang lebih ada 15 kepala keluarga yang terdampak longsor ini,” tegasnya.
Kolonel infanteri Muhammad Ibnu Subroto mengatakan, selain menyampaikan bantuan berupa makanan, obat-obatan dan selimut, juga membantu tenaga untuk itu Babinsa bisa berkoordinasi dengan masyarakat setempat, tokoh masyarakat, ketua RT untuk bergotong royong membangun kembali rumah yang rusak dan membersihkan material tanah longsor ini.
“Jika dilihat di lokasi, saya melihat pemukiman sekitar tebing tanah ini sangat riskan, karena ini ada galian tambang C atau galian tanah sehingga di musim hujan sekarang ini masyarakat harus lebih berhati-hati, tapi saya apresiasi Ketua RT dan warga yang telah sigap saat bencana datang sehingga dalam musibah ini tidak ada korban jiwa,” ungkapnya.
Dua rumah yang berada tak jauh dari tebing alami kerusakan parah. Dinding dan lantai bangunan rumah kayu ini terangkat dan jebol serta dipenuhi lumpur.
Bencana longsor di Desa Peniraman sebenarnya sudah diprediksi warga, terlebih di kawasan ada sekitar puluhan hektar lahan perbukitannya merupakan tambang galian C yang dilakukan perusahaan maupun perorangan. Sehingga dimusim penghujan seperti sekarang ini, tanahnya terutama tebing mudah longsor karena tanah labil dan tidak adanya vegetasi lagi di atasnya.
“Cuaca cerah, cuma waktu malam itu hujan. Sudah ada tanda tanda mulai runtuh tanah perlahan, tiba tiba langsung meluas. yang hancur ada dua rumah, dan saat kejadian semua warga sudah mengungsi,” ungkap Ketua RT 01 Dusun Peniraman I, Muhammad Siddiq, kepada wartawan di lokasi.
“Awalnya sedikit runtuhnya, tiba tiba longsor. Langsung berlarian warga menyematkan diri. Saya dengan cucu saya saat itu di rumah, juga berlari menyelamatkan diri. Tinggal di rumah cuma barang-barang. Bantuan sekarang sudah diterima,” ujarnya warga korban longsor, Ernawati.
Longsor di Desa Peniraman ini adalah yang kedua kalinya. Di tahun 2010 longsor juga terjadi, menimpa delapan rumah warga dan tidak ada korban jiwa. (das)