Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Internasional · 27 Okt 2016 08:41 WIB ·

Rusia Sudah Melakukan Latihan Survival Perang Nuklir


					Ilustrasi pakaian khusus anti kontaminasi Hazmat/ Wikipedia Perbesar

Ilustrasi pakaian khusus anti kontaminasi Hazmat/ Wikipedia

RUSIA, REPORTASE: Rusia membuat warganya di Moskow melaksanakan latihan survival bom nuklir. Sekitar 40 juta warga sipil dan 200.000 unit SAR Rescue dilaporkan telah mengambil bagian dalam “latihan pertahanan sipil”. Ini adalah latihan keselamatan terbesar yang baru kali ini dilakukan negara itu sejak masa perang dingin 30 tahun silam.

Beberapa dari mereka yang mengambil latihan untuk diuji memakai ventilasi udara buatan ‘serta memakai pakaian pelindung khusus “hazmat” yang dipakai untuk mecegah kontaminasi kulit manusia dengan subtansi berbahaya, demikian ulas The Independent dari Wallstreet Journal.

Wakil kepala Departemen, Andrey Mishchenko, mengatakan kepada RIA Novosti: “Inventarisasi pelatihan dilakukan di Moskow ruang bawah tanah kota, untuk memungkinkan kita untuk merencanakan perlindungan 100 persen bagi penduduk dikota.”

Hubungan Rusia dan blok Barat telah menjadi semakin tegang dalam beberapa tahun terakhir karena Rusia masih mendukung diktator Bashar al-Assad, sedangkan Barat ingin menggulingkan kekuasaan Bashar disana.

AS sebelumnya telah memberikan sanksi terhadap exportir senjata Rusia terbesar yang melakukan transaksi di Siria. Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Ryabkov, mengatakan: “Kami telah menggunakan periode ini untuk melakukan penelitian tertentu dan mempersiapkan serangkaian langkah-langkah yang akan diterapkan dengan cara yang asimetris, dimasa depan sanksi harus dikeraskan.”

Selain itu, ditengarai, Rusia menggunakan rudal nuklir “Satan 2” atau nama aslinya rudal “RS-28 Sarmat”, yang mempunyai kekuatan 2000 kali lebih kuat daripada bom Hiroshima, mungkin saat ini adalah bom nuklir paling kuat yang pernah dibuat. Vladimir Putin dilaporkan berencana untuk mengganti senjata lama dengan yang lebih baru, SS-18 yang lebih kuat.

Ketegangan antara kedua negara juga telah meningkat dengan kedua kandidat presiden, Hillary Clinton dan Donald Trump yang dimasa lalu pernah menuduh pihak Rusia melakukan upaya hacking untuk mengacaukan pemilu pilpres AS bulan depan ini  (HSG/ Independent/ WSJ)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Polda Jambi Musnahkan 20 Kg Sabu dan 10 Ribu Butir Ekstasi

28 Maret 2024 - 15:04 WIB

Lima Dermaga di Tanjab Timur Siap Digunakan Untuk Arus Mudik Lebaran 2024

28 Maret 2024 - 14:34 WIB

Arus Mudik Mulai Padat di Pelabuhan Kumai

28 Maret 2024 - 13:49 WIB

Sempat Diwarnai Aksi Kejaran-kejaran Mobil, Tiga Kurir Narkoba Ditangkap Polisi

28 Maret 2024 - 13:45 WIB

Pj. Gubernur Kalbar Terima Audensi Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura

28 Maret 2024 - 13:40 WIB

Wapres Ma’ruf Amien Apresiasi Penurunan Stunting di Kalbar

28 Maret 2024 - 13:35 WIB

Trending di Daerah