Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Jelajah · 19 Mei 2017 07:00 WIB ·

Teknik “Rucking” Militer Bisa Diterapkan Untuk Ransel Hiking


					Dengan memahami ilmu Perbesar

Dengan memahami ilmu "rucking" dalam militer, maka beban isi bekal kita tidak akan menyiksa/ Defence Talk

Reportasenews.com – Militer mempunyai penelitian panjang perihal bagaimana membawa beban bawaan ditubuhnya saat dilapangan seperti ransel atau peralatan tempur lainnya. Karena itu bagi petualang alam bebas ada baiknya belajarlah dari militer.

Di militer pengetahuan cara membungkus peralatan dan semua kebutuhan dalam tas ransel dikenal dengan nama “rucking”. Pemahaman “rucking” ada banyak, secara mudah dia adalah ilmu bagaimana menyusun isi dalam ransel dan mendistribusikan berat secara pas sesuai dengan individunya, jadi artinya setiap orang akan beda resep (customize ditiap orang berbeda). Dengan teknik rucking yang tepat maka kelelahan selama perjalanan dan kemungkinan cedera dapat dihindari seminim mungkin.

“Rucking” adalah istilah militer untuk hiking membawa beban. Seperti yang bisa dibayangkan, ini adalah masalah besar bagi militer, karena tentara harus mengenakan pelindung tubuh dan membawa senjata,munisi, air, peralatan komunikasi, dan perlengkapan lainnya saat mereka melakukan patroli dan misi.Meningkatkan kinerja dan pencegahan cedera sangat penting untuk operasi militer dan personil.

Pergerakan di atas tanah di bawah beban berat juga menjadi kunci bagi banyak olahraga gunung, mulai dari bersepeda hingga menunggang kuda sampai alpinisme gunung yang besar. Ada lima aturan paling dasar dalam teknik rucking yang dijalankan oleh militer saat berjalan membawa tas ransel besarnya.

1. Satu pon di kaki (450 gram) Anda sama dengan lima pound (2250 gram) di punggung kita.
Aturan backpacking “oldskul” ini masih berlaku, menurut sebuah penelitian tahun 1984 dari US Army Research Institute. Mereka menguji berapa banyak energi yang dikeluarkan dengan alas kaki dan sepatu yang berbeda dan menyimpulkan bahwa dibutuhkan 4,7 hingga 6,4 kali lebih banyak energi untuk bergerak pada kecepatan tertentu saat berat badan dibawa pada sepatu, dibandingkan pada batang tubuh.

Secara praktis, ini berarti kita dapat membawa setengah galon air lebih banyak (di atas 1814 gram) jika kita membeli sepatu bot yang ringan, tidak sulit dilakukan. Sekarang bayangkan penghematan energi dari backpacking di sepatu lari ringan, bukan sepatu bot backpacking kulit yang berat selama perjalanan backpacking 7 hari.

2. Satu pon di kaki (450 gram) sama dengan 5% lebih banyak energi yang dikeluarkan.
Sepatu yang lebih berat tidak hanya mempengaruhi Anda karena beratnya. Sepatu bot yang lebih berat juga lebih kaku dan kurang responsif. Hal ini mengurangi efisiensi refleks peregangan tubuh Anda saat menabrak tanah.

Lima persen tidak terdengar seperti jumlah yang besar, jadi bagaimana 5% diterjemahkan ke run times? Nah, 5% akan memperlambat kecepatan per kilometer kita akan turun 30 detik, tergantung berapa lama kita mampu berlari. Tapi, semakin cepat Anda mencoba berlari, semakin besar 5% itu akan mempengaruhi performa Anda.

3. Setiap 1% berat tubuh Anda akan membuat Anda enam detik lebih lambat per mil (1,5 km).
Membawa berat badan dengan isi ransel akan memberi “harga yang harus dibayar”. Setiap 1% dari berat badan Anda yang membawa beban akan membuat kita 6 detik lebih lambat per mil (1,5km). Jadi, jika berat badan Anda 68 kg, masing-masing 1,5 pon (6803 gram) berat dalam tas maka gerak kita akan melambat sebanyak 6 detik per mil. Untuk pejalan kaki seberat 68kg, dalam perjalanan jauh, mengurangi berat paket ditas dari 40 (18143 gram) menjadi 30 pound menghemat 40 detik per mil.

4. Variasi tanjakan 10% cenderung memotong kecepatan kita menjadi dua.
Tanjakan sangat mempengaruhi kecepatan. Maksudnya adalah berapa banyak tanjakan atau penurunan medan yang dilalui. Pada tingkat 10%, misalnya, setiap 3 meter jarak yang ditempuh maju, maka akan menempuh setengah meter naik. Dari segi sudut, 10% sama dengan 5,74 derajat. Sebuah sudut 5,74 derajat tampaknya tidak berpengaruh banyak sebelum kita semakin jauh dan jauh lagi jaraknya. Kita akan tahu betapa beratnya kaki karena Anda akan bergerak dua kali lebih lambat dari pada di atas tanah datar dengan beban tertentu.Nilai 10% akan mengurangi separuh kecepatan kita, entah itu bawa beban 20kg atau 36kg.

5. Naik akan memperlambat Anda dua kali lipat kecepatan Anda.
Jangan percaya kita akan mempu berjalan cepat di sisi lain bukit. Itu tidak akan terjadi karena mampunya hanya separuh dari waktu yang ditargetkan.

Bagaimana jika kita mencuri waktu dengan banyak berlari saat jalan menurun untuk menebus kehilangan durasi waktu saat menanjak? Kekuatan pengereman adalah jawabannya. Saat berjalan menukik turun, kaki kita harus mengerem kecepatan dengan paha depan agar tetap terkendali. Semakin curam menurun, maka semakin keras kita melakukan pengereman. Beban tambahan pada otot akan mempengaruhi kinerja kita saat kembali menanjak. (Hsg)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 1,253 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tiga Lokasi Tenpat Perdagangan Narkoba Dirobohkan Polres Binjai.

18 April 2024 - 10:22 WIB

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Sebanyak 828 Warga Dievakuasi

18 April 2024 - 05:18 WIB

Pohon Berukuran Besar Tumbang, Jalur Pantura Situbondo Sempat Macet

17 April 2024 - 20:05 WIB

Mikael Injek Barayungk Maju dalam Pilkada Gubernur Kalbar

17 April 2024 - 19:03 WIB

Mantan Kapolda NTT Daftar ke Gerindra Jadi Calon Gubernur

17 April 2024 - 17:11 WIB

Gudang Farmasi Situbondo, Diduga Dijadikan Ajang Pesta Miras Karyawannya

17 April 2024 - 15:15 WIB

Trending di Daerah