Malang, reportasenews.com – Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan saat ini kepercayaan masyarakat ke partai politik sudah mulai luntur. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan sosial di masyarakat.
“Kesenjangan sosial terjadi karena masyarakat tidak percaya lagi dengan ormas-ormas struktural,” katanya saat konsolidasi partai di Gedung Kartini, Kota Malang, Senin (5/1).
Menurut Zulkifli Hasan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap sejumlah ormas, karena mereka mulai ragu dan tidak percaya lagi dengan berbagai sebab. Masyarakat pun akhirnya memilih tokoh – tokoh kultural yang dinilai bisa dipercaya.
“Saat ini ormas-ormas besar mulai tidak didengar. Pengurus-pengurus struktural mulai ditinggalkan. Orang lebih percaya pada tokoh kultural,” ungkapnya.
Dia mencontohkan kepercayaan masyarakat terhadap tokoh kultural itu bisa dilihat ketika terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran di Monas menuntut diadilinya Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena dianggap menistakan agama maupun demo Palestina.
“Contoh, dilarang demo di Monas, yang datang jutaan. Diminta tidak reuni 212, yang datang jutaan. Diminta untuk tidak demo Palestina di Monas, yang datang 5 juta orang,” tandasnya.
Sementara itu, untuk kesenjangan ekonomi, penyebabnya, kata Zulkifli, karena ada kesenjangan antar golongan.” Masih ada jarak antara yang kaya dan miskin. Antara Jawa dan Luar Jawa. Kesenjangan antara barat dan timur,” beber Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini di hadapan ratusan kader PAN.
Sedangkan untuk kesenjangan politik disebabkan karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik. Menurutnya, sejumlah keputusan partai politik banyak mengecewakan masyarakat, tidak sesuai harapan.
“Rakyat mulai tidak percaya kepada partai politik. Rakyat mulai hilang kepercayaannya kepada anggota DPR. Karena apa yang diharapkan rakyat, apa yang diinginkan rakyat beda dengan apa yang diputuskan partai politik,” katanya.
Untuk itu, agar tidak terkena kartu kuning, ia meminta tiga krisis kesenjangan itu segera diatasi.”Kalau tiga kesenjangan ini terus kita biarkan tentu lampu kuning, bukan kartu kuning. Lampu kuning,” pungkasnya. (dif)