Klaten, reportasenews.com – Sebanyak 11 pelajar, sebagian dari Kabupaten Sleman DIY yang ikut dalam konvoi pengumuman kelulusan SMA 2017 di Klaten yang berujung rusuh, masih ditahan di Markas Kepolisian Resor Klaten.
“Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka masih menjalani pemeriksaan terkait apa motifnya ke Klaten,” kata Wakil Kepala Polres Klaten, Komisaris Hari Sutanto, Rabu siang, 3 Mei 2017.
Pasca-konvoi brutal gerombolan pelajar di Klaten pada Selasa (2/5) siang, 2 Mei 2017, Polres Klaten menangkap sebanyak 113 pelajar dari sejumlah SMK dan SMA dan menahan 138 sepeda motor. Mayoritas pelajar yang ditangkap berasal dari Klaten. Setelah diperiksa dan tidak terbukti melakukan tindakan kriminal, 101 pelajar di antaranya dibolehkan pulang dengan dijemput orangtua masing-masing.
Konvoi pelajar SMK dan SMA dalam merayakan hari pengumuman kelulusan di wilayah Klaten itu berlangsung brutal. Di sejumlah ruas jalan yang dilalui, gerombolan pelajar itu tidak segan melakukan perusakan dan penganiayaan tanpa sebab.
Selain merusak dua mobil dan satu sepeda motor, para pelajar itu juga melempari rumah warga dan sebuah warung internet di tepi jalan dengan batu. Tanpa alasan, gerombolan pelajar itu juga melukai sedikitnya sembilan remaja menggunakan senjata tajam.
Hari mengakui Polres Klaten kecolongan dengan adanya peristiwa konvoi brutal para pelajar itu. Meski telah menyiagakan sejumlah anggotanya untuk mengantisipasi adanya konvoi pelajar di dalam kota, ternyata justru ada rombongan pelajar dari luar daerah.
“Dari Sleman mereka masuk ke Klaten lewat jalur-jalur tikus (alternatif). Jadi tidak terpantau oleh anggota yang berjaga di Prambanan (ada dua pos lalu lintas di tepi Jalan Solo – Jogja perbatasan Sleman dan Klaten, dekat Candi Prambanan),” kata Hari.
Setelah menghindari pos polisi di wilayah perbatasan, konvoi pelajar brutal itu sempat memasuki Jalan Raya Solo – Jogja. Di lajur utara Jalan Solo – Jogja (arah Jogja – Solo), tepatnya di wilayah Kecamatan Kebonarum, rombongan pelajar itu sempat berhenti di SPBU dan mulai melakukan aksi vandalisme.
Selain melempari rumah warga dengan batu, para peserta konvoi itu juga melempar kunci pembuka baut roda mobil hingga memecahkan kaca mobil pikap pengangkut material proyek perbaikan Jalan Solo – Jogja. “Konvoi itu mulai pecah di wilayah Bendogantungan, Kecamatan Klaten Selatan, setelah berpapasan dengan anggota kami,” kata Heri.
Dalam posisi kabur dari kejaran polisi, kelompok-kelompok pelajar yang berpencar di wilayah Kota Klaten itu masih sempat melakukan perusakan dan penganiayaan di sejumlah titik, termasuk di depan SMA Negeri 1 Klaten.
“Totalnya ada lima siswa kami yang jadi korban. Tiga terkena sabetan senjata tajam, satu kena pukulan helm, dan satu lagi kehilangan tas berisi dompet saat lari menyelamatkan diri,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 1 Klaten, Aris Sutaka, Rabu, 3 Mei 2017 saat menuturkan kronologi konvoi brutal pasca kelulusan SMA 2017 itu.(pen)