Amerika, reportasenews.com: Mungkin ini rekor paling buruk dalam sejarah negara modern didunia dan amerika sendiri, seorang Presiden yang baru saja dilantik 12 hari sudah menerima ancaman dan ajakan membunuh dia sebanyak 12 ribu cuitan di Twitter.
Mashable mengatakan, posting itu beberapa hiperbolik dan humor sarkastik. Dalam pencarian Dataminr posting di Twitter sejak hari pelantikan Trump, ditemukan banyak kalimat dan frase “membunuh Trump” lebih dari 12.000 tweet.
Dari begitu banyaknya postingan “membunuh Trump”, baik Agen Rahasia atau Facebook dan Twitter belum membuat kontak langsung mengejar siapa yang melontarkan cuitan itu.
Namun, ada juga netizen yang pernah memposting dengan kalimat “membunuh” disebutkan didatangi oleh aparat pengak hukum dan agen rahasia untuk di interogasi secara seksama.
Seorang wanita di Kentucky yang mencuit, “Jika seseorang cukup kejam untuk membunuh MLK, mungkin seseorang akan berbaik hati untuk membunuh Trump,” saat ini pelakunya sedang diselidiki oleh Secret Service, menurut Associated Press.
Seorang pria Ohio melempar tweeted dengan kalimat tentang membunuh Trump pada malam pemilihan, menurut NBC News. Secret Service menanyainya hari berikutnya dan ia didakwa dengan membuat ancaman ke presiden terpilih.
Mantan US Secret Service, agen khusus Tim Franklin, yang kini menjadi kriminologi dan profesor peradilan pidana dari kontraterorisme dan kejahatan dunia maya di Arizona State University, mengatakan dalam sebuah panggilan telepon Selasa bahwa “Pelakunya adalah orang-orang yang memiliki niat yang serius, sehingga membuat Secret Service merasa siaga dengan niatan mereka.”
Facebook dan Twitter memiliki kebijakan untuk menghapus posting ancaman. Seperti dikatakan Twitter dalam sebuah pernyataan email, “Twitter mempunyai aturan yang melarang posting ancaman kekerasan, dan kami akan menangguhkan akun yang melanggar kebijakan itu.”
Facebook juga sama mengatakan mereka akan serius dengan aturan soal “ancaman kredibel”, mereka menghapus posting yang menunjukkan niat untuk membunuh presiden.
Namun ribuan posting yang menggunakan kata-kata “bunuh” dan “membunuh” tetap naik dengan bebas, kebanyakan dari mereka menargetkan presiden sebagai sasaran.
Trump adalah presiden yang “doyan berat” memakai Twitter untuk melontarkan bahasa sarkasme dan ide kontroversialnya. Karena itu Trump mendapat ancaman di medsos lebih banyak daripada pendahulunya (HSG)