Menu

Mode Gelap

Daerah · 29 Jul 2017 19:16 WIB ·

4 Warga Binaan Rutan Kraksaan Dibai’at Masuk Islam


					KH Zaihabudin Sholeh, Sekretaris umum MUI Kabupaten Probolinggo, saat memimpin prosesi pembai’atan terhadap 4 orang warga binaan Rutan kelas II B Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.(foto: dic) Perbesar

KH Zaihabudin Sholeh, Sekretaris umum MUI Kabupaten Probolinggo, saat memimpin prosesi pembai’atan terhadap 4 orang warga binaan Rutan kelas II B Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.(foto: dic)

Probolinggo, reportasenews.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, membai’at empat orang warga binaan rumah tahanan (rutan) kelas II B Kraksaan Kabupaten setempat untuk memeluk Agama Islam, Sabtu (29/7).

Keempat warga binaan itu, berasal dari dua Kecamatan Kabupaten Probolinggo yang merupakan warga Tengger di lereng Gunung Bromo, yakni Kecamatan Sumber dan Kecamatan Sukapura. Adalah Lebari (40), Cilik (43), Karman (32) dan Agus Sutrimo (42). Keempatnya tersandung kasus perjudian.

Dengan khidmat empat warga binaan yang sebelumnya beragama Hindu, mengikuti pembacaan dua kalimat Syahadat, sebagai syarat utama dalam memeluk Agama Islam.

Perpindahan Agama warga binaan dari Hindu ke Agama Islam tersebut, diakui keempatnya tanpa paksaan dan dilakukan secara sadar dengan pertimbangan matang.

Proses pembai’atan menjadi seorang Mualaf tersebut, disaksikan oleh ratusan warga binaan lain dan belasan Ulama yang hadir pada kesempatan itu.

KH Mohammad Haris Damanhuri Ramli, pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo mengatakan rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan adalah sebuah tempat yang juga memerlukan perhatian lebih. Karena para penghuninya juga bagian dari masyarakat dan kembali kepada masyarakat.

“Ini suatu hidayah dari Allah, yang sangat luar biasa. Mereka yang meminta memeluk Agama Islam, karena telah mendapat hidayah. Empat orang warga binaan ini, dengan sendirinya ini ingin Dibai’at menjadi seorang muslim, tanpa paksaan dari siapapun,” ujar KH Haris, usai prosesi pembai’atan.

Sementara menurut kepala rutan kelas II B Kraksaan, Muhammad Kafi, pendekataan secara kultural dinilai sangat efektif, dalam membimbing dan membina warga binaan disamping terus memberikan siraman rohani.

“Saya sangat bangga dengan semua ini. kita setiap hari secara rutin mengadakan istighosah, dan Salawat Nabi Muhammad SAW setiap malam. Nah, dari sanalah mereka keempat orang itu, telah sadar dan mendapatkan hidayah dari Allah. Semoga semua ini ada hikmahnya kepada semua khusunya warga binaan rutan lainnya di Indonesia,” tutur Kafi.

Selanjutnya, setelah prosesi pembai’atan itu, empat orang yang sudah menjadi mualaf kemudian dianugrahi sebuah kain sorban dari para Ulama, sebagai simbol persaudaraan sesama muslim tanah air.(dic)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan PLN Gandeng Stakeholder, Wujudkan Program Zero Waste, untuk Hentikan Polusi Plastik dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

12 Juni 2025 - 17:13 WIB

Presiden Prabowo Naikan Gaji Hakim Hingga 280 Persen

12 Juni 2025 - 17:05 WIB

Media Gathering PLN Group Jawa Barat: Perkuat Sinergi Kolaboratif Menyebarluaskan Cerita Terang PLN

11 Juni 2025 - 16:16 WIB

Pemohon Uji Materi Perpu 49 PUPN di MK : Mencari Kebenaran demi Keadilan dan Kebaikan Bersama

11 Juni 2025 - 14:39 WIB

Manajemen Media Massa dan Fenomena Program Viral “Meet Nite Live”

8 Juni 2025 - 19:24 WIB

Hardjuno : Temuan Kekeliruan Penyaluran Dana BLBI Harus Diungkap Secara Transparan

8 Juni 2025 - 11:39 WIB

Trending di Hukum