PONTIANAK RN.COM – Kalimantan Barat kembali dikepung titik panas. Titik panas mulai terpantau Satelit Modis di tujuh kabupaten yang mencapai 371 titik panas.
Titik panas terkonsentrasi di Kabupaten Ketapang yang mencapai 172 titik panas, disusul Melawi 78 titik panas dan Sintang 53 titik panas.
Tak hanya itu kebakaran lahan gambut juga mulai marak kembali. Di Dusun Mega Melati, desa Mega Timur, kecamatan Sungai Ambawang, Selasa (13/9) kembali terbakar.
“Lahan yang terbakar merupakan lahan milik warga, yang mencapai luas 5 hektar. Saat ini tiga unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD Pontianak dan swasta dikerahkan untuk memadamkan api,” kata Kepala BPBD Pontianak, Aswin Taufik kepada wartawan.
Empat pelaku pembakar lahan di Desa Mega Timur ini, lanjut Aswin, sudah diamankan pihak TNI/Polri.
Sebaran titik panas atau hotspot ini juga terpantau satelit NOAA di wilayah Kalimantan Barat yang mencapai 185 titik panas yang tersebar di 9 Kabupaten dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

Denah Lokasi Kebakaran
Munculnya titik panas ini akibat cuaca panas dan menurunnya intensitas curah hujan.
“Upaya pemadaman terus dilakukan oleh tim satgas terpadu Karhutla dari TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, pemadam kebakaran swasata dan relawan,” sambung Aswin.
BPBD pusat telah mengirim bantuan sebanyak 2 helikopter water bombing jenis Bolco dan Bell 214 serta pesawat Casa TNI AU untuk hujan buatan. Operasional pesawat-pesawat ini di bawah kendali langsung Pangkalan TNI AU Supadio Pontianak.
“Sebanyak 3.500 personil dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Total 600,6 hektar hutan dan lahan terbakar selama 2016. Dimana 509 hektar adalah lahan masyarakat, 1,6 hektar perkebunan, dan 90 hektar kawasan konservasi,” terang Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya. (ds)