Amerika, reportasenews.com – Lebih dari 120 negara menentang keputusan kontroversial Presiden Donald Trump dan memilih sebuah resolusi baru dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan agar Amerika Serikat membatalkan pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
AS tampaknya berang dengan sikap PBB membatalkan keputusan mereka bahwa Yerusalem adalah milik Israel kini berbalik dengan politik “gaya premanisme” yakni dengan memberi ancaman balik kepada semua negara yang menentang AS dan Israel.
Dengan tegas AS mengatakan akan mencatat satu persatu nama negara yang mendukung Israel lepas dari Yerusalem. Pembalasan akan segera dilakukan AS.
Trump mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang memberikan suara mendukung. Sebanyak 128 negara mendukung resolusi tersebut, 9 negara memilih menentang, dan 35 negara abstain.
Seorang juru bicara untuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut pemungutan suara “sebuah kemenangan untuk Palestina” namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak keras hasil pemungutan suara tersebut.
Berbicara di Majelis Umum menjelang pemungutan suara, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengkritik AS dan mengatakan tidak etis memikirkan suara dan martabat negara-negara anggota untuk dijual dengan “harga dollar bantuan semata”.
“Anda bisa kuat, tapi ini tidak membuat Anda benar,” katanya. “Seorang anggota PBB mengancam semua anggota lainnya. Kami diminta untuk memilih tidak atau menghadapi konsekuensinya,” kata Cavusoglu.
“Turki tidak akan membiarkan Al-Quds lepas. Orang-orang Palestina tidak akan pernah ditinggalkan sendirian. Dunia lebih besar, ” katanya.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki juga mengkritik administrasi Trump dalam pidatonya di Majelis Umum PBB yang mengatakan bahwa keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi status kota suci tersebut namun telah mempengaruhi status AS sebagai mediator perdamaian.
“Sebuah agresi terhadap status Jerusalem yang status religius dan kemanusiaannya luar biasa dan ingin memastikan bahwa keputusan Amerika tidak akan mempengaruhi status dan posisi kota suci dengan cara apapun,” kata Malki.
Turki mengatakan bahwa pemilihan PBB menunjukkan “martabat dan kedaulatan tidak dijual”
Majelis Umum PBB telah mengadopsi sebuah resolusi menentang keputusan Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaan Israel ke Yerusalem.
Lebih dari 120 negara menentang Presiden Donald Trump pada hari Kamis dan memilih resolusi tersebut.
Washington mengatakan mereka yang memilih setuju akan “membayar harga” dengan pembalasan. AS tampaknya sudah lupa inti demokrasi yang selalu diteriakan mereka bahwa suara terbanyak adalah “suara dewa”. Kali ini demokrasi sudah lenyap dihati mereka dan berubah menjalankan “politik pembalasan ala preman pasar senggol”. (Hsg)