Menu

Mode Gelap

Internasional · 31 Mei 2017 07:00 WIB ·

Aneh: Wartawan Inggris Ditahan di Airport Bangkok Bawa Rompi Anti Peluru dan Masker Anti Gas Kimia


					Peraturan konyol di airport Bangkok akan menangkap jurnalis yang membawa rompi anti peluru, masker anti gas, atau helm kevlar/ Nawa Perbesar

Peraturan konyol di airport Bangkok akan menangkap jurnalis yang membawa rompi anti peluru, masker anti gas, atau helm kevlar/ Nawa

Thailand, reportasenews.com – Seorang wartawan Inggris yang akan ditugaskan di Irak kini ditahan oleh aparat keamanan di airport Suvarnabhumi Bangkok karena dituduh membawa peralatan perang yang dilarang oleh peraturan negara itu. Alat yang dituduhkan itu adalah ‘flak jacket’ rompi balistik anti peluru dan sebuah masker wajah anti gas kimia.

Sungguh konyol dan irasional peraturan itu. Peralatan standar safety bagi siapapun yang akan bertugas diwilayah konflik itu dikategorikan sebagai ‘alat perang’, entah seperti apa ajaibnya peraturan dinegara ini.

Aparat Bangkok gagal total membedakan: manakah peralatan safety yang menyelamatkan nyawa, dan mana peralatan yang dapat membunuh nyawa manusia.

Anthony Cheng, 46, ditahan pada hari Senin bersama dengan Florian Witulski, seorang jurnalis lepas Jerman, sebelum dia terbang ke Irak melalui Turki untuk sebuah tugas penyiaran televisi bahasa Cina CCTV English.

Undang-undang Pengendalian Senjata Thailand menetapkan bahwa masker gas dan rompi balistik anti peluru adalah senjata perang dan siapapun yang membawa itu memerlukan lisensi ijin khusus.

Pada bulan Agustus 2015, seorang jurnalis foto Hong Kong ditangkap di bandara yang sama karena membawa rompi anti peluru dan helm. Tuduhan itu kemudian dibatalkan aparat.

Cheng membawa tiga masker gas dan empat pelat baja yang lazim disisipkan didalam rompi anti peluru, kata Somchart Maneerat, seorang penyidik polisi.

tembakan rompi anti peluru

“Dia menghadapi tuduhan kepemilikan senjata tidak berlisensi,” Somchart mengatakan kepada Reuters.

Cheng menghadapi hukuman lima tahun penjara jika terbukti bersalah, kata Somchart.

Cheng dibebaskan dengan jaminan 100.000 baht ($ 2.930) pada hari Selasa. Rekannya, Witulski, 31, dibebaskan sebelumnya pada hari Selasa dengan jaminan dengan jumlah yang sama ..

Witulski mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak sadar bahwa lisensi diperlukan untuk perlengkapan keselamatan.

“Pelat bajanya dilepas dan diambil ditempat check-in, seperti yang telah kita lakukan puluhan kali sebelumnya,” kata Witulski kepada Reuters, menambahkan bahwa dia dan Cheng  melakukan perjalanan ke Irak dan Afghanistan beberapa kali dan membawa plat baja penahan peluru didalam rompi itu bersama mereka tanpa dihentikan oleh Otoritas Thailand.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, Foreign Correspondents Club of Thailand (FCCT, semacam paguyuban seluruh jurnalis asing yang ngepos di Thailand) mengatakan bahwa pihaknya “sangat tidak senang dengan keputusan pemerintah Thailand untuk mengajukan tuntutan pidana kepada seorang wartawan Inggris karena membawa rompi anti peluru pribadi dan masker gas di tempat check-in bagasi”.

Perlu dicatat bahwa Cheng akan meninggalkan negara tersebut pada saat ditangkap di Bangkok, dan bermaksud menggunakan “peralatan keselamatan terlarang” di luar Thailand. Karena itu, dia tidak menimbulkan ancaman keamanan nasional.

“FCCT telah menawarkan diri untuk bekerja dengan pemerintah Thailand untuk menemukan titik temu dimana wartawan dan orang lain (terutama petugas medis) yang mungkin akan ditugaskan di zona konflik dibolehkan membawa peralatan pelindung pribadi”.

“Beberapa wartawan yang berbasis di Thailand harus meliput konflik bersenjata di negara lain, dan diwajibkan oleh atasannya dan perusahaan asuransi untuk bepergian dengan peralatan pelindung yang memadai. Di bawah penerapan undang-undang 1987 ini, mereka diberi pilihan yang tidak masuk akal: melanggar hukum Thailand atau meningkatkan risiko terhadap nyawa mereka dan keselamatan anggota badan”.

“Perlu diingat bahwa dua wartawan asing tewas dalam kekerasan di Bangkok pada tahun 2010, keduanya mungkin mampu hidup jika mereka memakai pelindung tubuh.”

Pada tahun 2010, juru kamera Reuters, Hiro Muramoto dan fotografer freelance Italia Fabio Polenghi ditembak mati, saat meliput bentrokan antara pemrotes anti-pemerintah dan tentara Thailand di ibukota tersebut.(Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

PUPN Gunakan Putusan MA Bodong untuk Rampas Aset Warga

19 Juli 2025 - 17:01 WIB

Penasehat Khusus Presiden Bidang Kesehatan Dr. Terawan Apresiasi Kemajuan Kota Tomohon

18 Juli 2025 - 07:48 WIB

Hakim PN Jambi Geleng-Geleng Kepala, Penggugat Pendi Hadirkan 3 Adiknya Jadi Saksi

16 Juli 2025 - 19:58 WIB

Kejahatan dengan Modus Call Money Overnight

15 Juli 2025 - 22:42 WIB

Jangan Terlambat, Kita akan Krisis

15 Juli 2025 - 15:58 WIB

Preseden Buruk Ketika PUPN Abaikan Audit BPK

14 Juli 2025 - 07:39 WIB

Trending di Hukum