JAKARTA, REPORTASE – Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, menilai rendahnya penyerapan anggaran menjadi salah satu kendala dalam mengatasi banjir dan kemacetan di ibukota.
“Selain memang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perencanaan tidak komprehensif dan kebijakan yang tidak tepat guna,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (29/11).
Menurutnya anggaran yang rendah mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan manfaat hasil pembangunan tepat waktu.
“Padahal, ketika negara menarik uang rakyat, pajak misalnya, selalu bersifat memaksa,” ucap eks rektor Universitas Paramadina ini.
Menurut Anies, ada beberapa faktor penyerapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI. Misalnya, keterlambatan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), lambatnya penerbitan juklak dan juknis pelaksanaan kegiatan, hingga kekhawatiran pejabat untuk mengeksekusi program yang telah dicanangkan.
“Akhirnya, kembali masyarakat yang dikorbankan,” beber mantan ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.
Kandidat nomor urut tiga tersebut bakal mengoptimalkan penyerapan anggaran, selain membuat berbagai program terkait secara komprehensif dan berkesinambungan.
“Salah satunya, dengan mengembangkan kinerja dan tata kelola pemerintahan,” ungkap pendamping Anies yang juga calon Wagub DKI, Sandiaga Salahuddin Uno, pada kesempatan sama.
Anis juga akan membangun sistem informasi terintegrasi sejak perencanaan, penganggaran, realisasi, hingga pelaporan yang merekam alur keuangan daerah secara real time.
“Kami juga akan membangun pemerintahan yang bersih, modern, dan melayani berbasis transparansi, akuntabilitas, serta keteladanan dengan mengoptimalkan pelibatan publik dan pemanfaatan teknologi,” pungkas peraih gelar Master of Business Administration dari George Washington University ini. (Redaksi)