Jakarta, reportasenews.com – Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor  urut 3,  Anies Baswedan, mengunjungi warga jl. Pulo Nangka Barat2 Kayu Putih, PuloGadung, Jakarta Timur, Rabu (21/12). Selain mensosialisasikan visi-misi dan program kerja unggulannya, Anies pun melantik posko relawan Roemah Joeang Anies Sandi tingkat RT-RW di kawasan tersebut.
Dalam sosialisasinya, Anies kembali menjelaskan fenomena kesenjangan di Jakarta.
“Yang kaya makin kaya, yang makmur makin makmur, sedangkan yang miskin semakin miskin,” terang Anies yang kemudian diamini oleh warga.
Menurut  Anies, penyebab utama dari kesenjangan tersebut adalah pendidikan.
“Anak dari keluarga makmur bersekolah di sekolah bagus, sampai tuntas. Sedangkan anak dari keluarga miskin bersekolah di sekolah biasa saja, putus sekolah lalu akhirnya berkeluarga dan anaknya kembali bersekolah di sekolah biasa,” papar mantan Menteri Pendidikan ini lebih lanjut.
Karena itulah, sambung Anies, untuk membentuk masyarakat yang lebih sejahtera maka pendidikan harus bermutu, berkualitas, dan sampai tuntas.
“Berbeda dengan pasangan lain, saya menawarkan pendidikan, pendidikan, pendidikan. Karena itulah yang mengubah nasib kita,” tegas Anies.
Dalam sesi dialog, wargapun berkesempatan menyampaikan aspirasinya. Salah satunya adalah Ibu Maisaroh yang menyampaikan mahalnya biaya pendidikan.
“Saya dari keluarga minim, Pak. Anak saya tidak mampu membayar SPP sampai tidak boleh ikut ujian,” ujar Maisaroh sembari menangis.
Mendengar curhatan tersebut, Anies terlihat terharu dan turut merasakan prihatin. Mantan ketua komite etik KPK ini mengaku tidak tega dengan kondisi yang diceritakan ibu beranak dua tersebut. Dalam hal ini, Anies menekankan bahwa institusi pendidikan seperti sekolah tidak boleh menahan ijazah atau menunda ujian hanya karena permasalahan dana. Untuk menanggulangi hal tersebut, Anies akan mengupayakan regulasi bagi pihak sekolah agar kejadian yang dialami oleh  Maisaroh tidak terjadi lagi.(yoe)