Lumajang,reportasenews.com – Maraknya kasus pencurian ternak warga, khususnya ternak sapi menjadi permasalahan yang cukup membuat gusar Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban. Pasalnya, pria yang menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran Polres Lumajang ini menargetkan wilayahnya mampu menekan tingkat kriminalitas di wilayah hukum Polres Lumajang.
Seiring dengan permasalahan ini, Kapolres Lumajang memiliki terobosan agar ternak yang dimiliki oleh warga tak lagi menjadi incaran empuk para pencuri spesialis ternak sapi. Dalam pernyataanya hsri ini (Jumat, 11 Januari 2019) di depan lobby Mapolres Lumajang, beliau membuat konsep 3 lapis pengamanan terhadap ternak warga.
Penggunaan rantai sapi merupakan lapis pertama, dimana lapis pertama ini merupakan pengamanan yang bersifat perorangan atau tanggung jawab tiap pemilik sapi. Konsep ini merupakan kolaborasi pemikiran dari Kapolres Lumajang serta Iptu Rudi selaku Kapolsek Gucialit sehingga menghasilkan model Rantai Sapi yang fleksibel tapi sangat kuat, yaitu besi dengan tebal 10 mm, panjang 80 cm dan lingkar kepala yang mudah ditekuk supaya tidak sulit saat mengalungkan ke kepala Sapi, sedangkan ujung lainnya di gembok di besi atau cor yang ditanam.
“Dengan terobosan penggunaan rantai sapi ini, para pencuri sapi bakal berfikir dua kali untuk melakukan kejahatanya mencuri ternak sapi tersebut. Untuk harga dari rantai ini sendiri cukup terjangkau kok, sekitar 150 ribu Rupiah” tegas Arsal.
Pengamanan lapis kedua adalah dengan Gaster (Garasi Ternak), yakni pengamanan yang bersifat kelompok. Garasi Ternak dibangun semi permanen dengan daya tampung sekitar 30 sapi per Gaster. Setiap sore para pemilik sapi mengantarkan sapinya ke Gaster-nya. sehingga proses penjagaan bisa bergantian setiap malamnya yang dilakukan oleh pemilik sapi itu sendiri. dengan sistem Gaster ini juga membuat masyarakat pemilik sapi lebih sehat kualitas hidupnya, karena selama ini mereka tinggal berbagi tempat dengan sapi dirumahnya. sehingga bau kotoran sapi terasa sampai didalam rumahnya.
Sedangkan lapis ketiga adalah dengan pembentukan Satgas Keamanan Desa, yang berfungsi mengamankan desa dalam skala yang lebih luas. “Satgas Keamanan Desa merupakan sistem pengamanan secara menyeluruh, bukan hanya mengantisipasi tindak kriminalitas seperti begal dan pencurian sapi tapi sampai kepada menyelesaikan problem solving maupun konflik sosial antar warga di desanya” ujar Kapolres Lumajang dalam releasenya tersebut.
Satgas keamanan desa nantinya akan berdampingan dengan Bhabinkamtibmas. Tugasnya hampir sama dengan bhabinkamtibmas, yaitu menyelesaikan permasalahan sebelum sampai ke ranah hukum, serta berperan sebagai pemecah masalah di desanya. Bahkan perselisihan warga pun diharapkan mereka mampu ikut andil dalam mendamaikan sehingga mereka berposisi sebagai tokoh masyarakat yang di dengar pendapatnya.
Diharapkan dengan teraplikasinya konsep 3 lapis pengamanan ini dapat menurunkan tingkat kriminalitas pencurian sapi, serta kedepanya Polres Lumajang dapat menjadi polres percontohan dalam penanganan kasus kriminal pencurian hewan ternak sapi. (tjg)