Menu

Mode Gelap

News Feed · 22 Jun 2017 03:00 WIB ·

Arsitektur Atap Runcing Dalam Peradaban Islam Yang Mewarnai Gaya Gothic Eropa


					Atap runcing dimihrab mesjid Cordoba dalam arsitektur Islam abad pertengahan Perbesar

Atap runcing dimihrab mesjid Cordoba dalam arsitektur Islam abad pertengahan

Reportasenews.com – “Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.” (QS. an-Naml:44)

Dalam 2000 tahun peradaban manusia, tercatat pernah ada beberapa istana megah dibangun. Setiap jaman membawa ciri arsitekturnya yang merupakan kemajuan intelektual ditiap bangsa dan ditiap kisi waktu.  Peradaban mencatat,  dunia Islam juga memberikan kontribusi mengesankan desain arsitektur bagi dunia hingga kini, salahnya satunya adalah desain bangunan brilian “pointed arched“.

Bukti sejarah pertama atap bangunan melengkung runcing (pointed arched) didunia Muslim dapat dilacak ke Masjid Al-Aqsa dan Istana Ukhaidir Irak yang dicatat sejarah sebagai bangunan pertama di mana atap lengkungan runcing itu digunakan secara konstruktif dan sistematis.

Atap melengkung runcing (pointed arched) telah menjadi ciri umum kebanyakan bangunan abad pertengahan di Eropa, gaya klasik ini disebut “gothic eropa”. Namun, dari mana asalnya hingga Eropa dapat membuat itu, siapakah arsitek pertama yang membuat perhitungan struktural bangunan itu?

Sejarawan awal arsitektur seperti Havell (1913) dan Rivoira (1914) berpikir bahwa lengkungan runcing yang terjadi di India diukir dari blok padat beberapa kuil abad ketujuh.

Pandangan ini telah disanggah oleh sejarawan terkenal Hill (1993). Dia percaya pada asal-usul bangunan “pointed arched” atap runcing berasal dari arsitektur muslim. Bukti pertama lengkungan yang runcing didunia Islam dapat dilacak ke Masjid Al-Aqsa (sekitar tahun 780), dan Istana Ukhaidir di Irak (sekitar 1300 tahun silam) menjadi bangunan pertama di mana atap lengkungan runcing itu digunakan secara konstruktif dan sistematis.

Al Aqsa dengan arsitektur khas melengkung runcing

Al Aqsa sisi dalam interior nya

Bangunan bergaya gothic tertua didunia Eropa saat ini tercatat dimulai sekitar tahun 1122 di Abbey Church of St Denis (Prancis Selatan). Istana Al-Ukhaidir dan Masjid Al Aqsa sudah memakai teknik “pointed arched” sekitar 402 tahun lebih awal.

Istana Al-Ukhaidir ini, yang dibangun oleh Abbasiyah Pangeran Isa ibn Musa untuk istana saat dia pensiun dari dunia politik.

Benteng tersebut, yang juga dikenal sebagai istana bangsawan Ukhaidir, dibangun sekitar tahun 778 sekitar 105 kilometer barat daya Baghdad. Istana ini berdiri setinggi 70 kaki dan lebarnya lebih dari 550 kaki. Nama Ukhaidir – berasal dari “akhdar”, kata Arab untuk hijau – bertentangan dengan sekitarnya, di mana hanya matahari dan hamparan pasir kusam kuning.

Bangunan ini adalah benteng besar, pengembara dan penulis Italia, Pietro Della Valle menulis saat dia dalam perjalanan ke Levant pada tahun 1625.

Berdasarkan bukti arsitektural, peneliti memperkirakan tanggal pembangunan istana di antara 720 dan 800 M. Periode 80 tahun ini membuat debat sejarah yang serius, karena dalam periode ini dinasti Umayyah berganti kekepada Abbasiyah yang memperoleh kekuasaan di tahun 750 M.

Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan apakah Istana tersebut adalah milik Umayyah atau Abbasiyah. Pertama, ada indikasi, yang menunjukkan bahwa istana adalah Umayyah, dibangun sebelum tahun 750 M. Fitur seperti adanya beberapa lengkungan semi melingkar, penggunaan squinches terbatas sampai setengah kubah, serta penggunaan lempeng sudut untuk mendukung kubah bergigi adalah semua indeks yang menunjukkan ke arah “ciri Umayyah” yang arsitekturnya terus memakai elemen-elemen ini.

Revolusi arsitektural Abbasiyah memperkenalkan lengkungan runcing, perluasan penggunaan kubah dan banyak fitur lainnya. Umayyah juga memiliki kebiasaan tinggal di istana gurun.

Mahasiswa arsitektur modern belajar membuat konstruksi “pointed arched”

Keuntungan utama dari lengkungan yang runcing adalah bahwa, struktur ini akan memusatkan daya dorong kubah pada garis vertikal sempit yang bisa didukung oleh penopang lepas, dan ini adalah fitur utama arsitektur Islam dan juga arsitektur Gothik Eropa.

Lengkungan runcing (pointed arched) memungkinkan pengurangan dorong lateral pada pondasi. Ini memungkinkan para arsitek untuk meringankan dinding dan penopang yang harus dibangun besar untuk mendukung lengkungan semicircular sebelumnya. Selain itu, ia memecahkan kesulitan untuk mencapai tingkat atap puncak di lengkungan kubah.

Untuk mengatasi pertanyaan tentang ketinggian, insinyur struktural Muslim telah menggunakan berbagai teknik, selain lengkungan runcing. Metode yang digunakan di Masjid Kairawan Tunisia (tahun 836) menjadi buktinya. Di sini, untuk mendapatkan tingkat atap puncaknya, tukang batu telah menaikkan arcade area sempit di atas area arcade lainnya.

Di Masjid Agung Cordoba, metode yang lebih mengesankan terlihat yakni terdiri dari lengkungan berpotongan serta membangun arcade kedua di atas arcade tingkat bawah yang pertama. Ini jelas menunjukkan kejeniusan serta pemikiran rasional dalam mengatasi berbagai masalah arsitektural.

Sumber bersejarah menunjukkan bahwa Sisilia memainkan peran perantara untuk mengadopsi banyak teknologi arsitektur Islam, termasuk lengkungan runcing. Profesor Conant (1954) membuat ilustrasi koneksi hubungan antara Sisilia dan dunia Islam melalui pedagang Amalfitan yang memiliki hubungan dagang dengan Mesir, Afrika dan dunia arab.

White (1971) mendukung teori ini yang menunjukkan bahwa hal itu diadopsi ke Amalfi Italia pada tahun 1000 melalui hubungan dagang dengan Mesir. Ini pertama kali digunakan di teras Biara Monte Cassino, Italia, pada tahun 1071. Bukti ini mematahkan pendapat umum di Eropa bahwa gaya lengkungan runcing, di mana banyak ditemukan digaya arsitektur Gothic, merupakan penemuan orisinal arsitek Eropa dalam usaha mereka untuk mengatasi masalah statis di kubah romantik.

Sebagai catatan, biara Monte Cassino adalah rumah pensiun bagi seorang sarjana Kristen Tunisia bernama Constantine (dia pernah bertugas lama di Afrika).

Constantine seorang dokter dan seorang ilmuwan terkemuka di bidang matematika, sains dan teologi, dia menguasai tentang teknik dan bentuk bangunan muslim di Fatimiyah Afrika Utara, Constantine diduga mendorong ide arsitektur ini dari pengalamannya di Afrika.

Katedral Santo Hugh of Cluny

Katedral Santo Hugh of Cluny

Selanjutnya, menurut Meyerhof (1931), Constantine juga memiliki seorang asisten pribadi seorang Arab yang bernama “Saracen” yang membantunya dalam menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab kebahasa Latin. Hubungan semacam itu memberi kredibilitas bukti terhadap teori ini tentang darimana munculnya pengetahuan arsitektur gaya Gothic Eropa.

Pada tahun 1083, Santo Hugh kepala biarawan dari Cluny (Prancis Selatan) mengunjungi Monte Cassimo, kunjungan ini terjadi lima tahun sebelum pekerjaan di Gereja Katedral Cluny tahap ketiga dimulai (1088-1095). Sejarahwan Conant (1954) mengungkapkan bahwa gereja baru Cluny menggunakan sekitar 150 lengkungan yang runcing disisi samping.

Fitur arsitektur Islam lainnya termasuk penggunaan kubah catenary, katup polioplas yang membingkai lengkungan triforium, dan bingkai persegi panjang yang melapisi lengkungan gerbang (1109-1115), yang dikenal sebagai “teknik Ijmiz” (hancur pada tahun 1810). Pada 1130, Kepala Biarawan, Suger mengunjungi Cluny dan antara 1135 dan 1144 dia dan para insinyurnya membangun Santo Denis, ini dianggap sejarahwan sebagai gedung Gothic pertama di Eropa.

Pengadopsian biarawan Cluny dan Monte Cassimo, dua gereja paling berpengaruh di Eropa, lengkungan yang runcing dan bentuk-bentuk arsitektur Muslim lainnya mendorong seluruh Eropa  untuk menerapkannya konsep arsitektur ini yang cepat ke sebagian besar wilayah Prancis, terutama dibagian selatan, kemudian menular di Jerman pada pertengahan abad ke-12 (Heer (1962, p.332), dan akhirnya ke seluruh Eropa. (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bagikan Air Minum Saat Aksi Damai Buruh, Kapolres Situbondo Diserbu Emak-emak Minta Selfie

1 Mei 2024 - 21:13 WIB

Peringati Hari Buruh,  Massa Sarbumusi Situbondo Akan Lakukan Aksi Turun ke Jalan

1 Mei 2024 - 05:57 WIB

Dua Bacabup Situbondo, Mengambil Formulir Pendaftaran ke PDIP

30 April 2024 - 14:59 WIB

Duel Maut Dua Juru Parkir Pasar Jambi, Satu Tewas Ditikam Badik

30 April 2024 - 14:53 WIB

DPRD Kota  Sungai Penuh Minta Jalan   di Depan Gedung Komisi III Dibongkar

30 April 2024 - 14:21 WIB

Tabrak Tiang Listrik Pemotor Asal Bondowoso Tewas di Situbondo

29 April 2024 - 20:39 WIB

Trending di Daerah