Pontianak, Kalbar, reportasenews.com – Ratusan pemudik dari Pontianak, Kalimantan Barat tujuan Surabaya, Jawa Timur memadati pelabuhan Dwikora Pontianak, Senin (18/4/2022).
Pemudik memilih berangkat lebih awal agar terhindar desak-desakan penumpang saat mendekati lebaran Idul Fitri 1443 H.
Diperkirakan puncak arus mudik lebaran tahun ini di Pelabuhan Dwikora Pontianak pada 29 – 30 April 2022 mendatang.
“Persiapan arus mudik lebaran telah dilakukan berbagai persiapan dimulai dari rapat koordinasi lintas sektoral maritim di Pelabuhan Dwikora Pontianak pada tanggal 14 April 2022, dan dilakukan apel kesiapsiagaan angkutan lebaran pada 17 April 2022,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, Mozes Imanuel Karaeng, kepada wartawan di kantornya.
Mozes menjelaskan, terkait angkutan lebaran menggunakan jasa angkutan kapal laut, telah dilakukan cek kapal-kapal tersebut, dan kelayakan kelauatannya. Dari pengecekan tersebut semua kapal dinyatakan layak melaut, dan siap dalam angkutan laut lebaran 2022.
Kapal angkutan lebaran 2022 disiapkan 5 buah kapal diantaranya 2 kapal Pelni ( KM Bukit Raya dan KM Lawit), kapal Dharma Laut Utama, dan 2 kapal Perintis.
“Dari kesiapan pelabuhan, didirikan posko koordinasi untuk semua petugas yang tergabung dalam tim posko angkutan pelabuhan Dwikora Pontianak,” ucapnya.
Dan perlu diketahui, lanjut Mozes, posko ini sudah berdiri sejak angkutan Natal dan Tahun Baru dan diubah setelah Nataru diubah menjadi posko pencegahan penularan Covid 19, dan saat lebaran ini posko ini digunakan untuk pelayanan angkutan lebaran.
Dan, kesiapan di terminal penumpang, terangnya, kesiapan pencegahan dan penyebaran Covid 19 itu sudah disiapkan peralatan-peralatan termasuk alat pendeteksi suhu tubuh yang disiapkan oleh fasilitas pelabuhan dari PT. Pelindo.
“Tentu untuk pelayanan-pelayan kami antisipasi mulai dari embarkasi dan debarkasi, tentang alur alur debarkasi dan embarkasi bagaimana penanganannya, sudah kami koordinasikan, kita harus lakukan dengan baik,” tegasnya.
Untuk penumpang domestik, wajib mengikuti syarat perjalanan dengan menyertakan surat telah divaksin booster, atau jika belum disuntik vaksin dapat melampirkan surat bebas Covid melalui rapid tes antigen atau PCR yang berlaku dua puluh empat jam setelah tes PCR.
“Untuk secara nasional, sesuai survey Kementerian Perhubungan ada kenaikan mencapai sekitar 238 persen, jadi ada cukup banyak orang yang menggunakan transportasi mudik tahun ini sebesar 238 persen dibanding tahun 2021. Tetapi itu pun masih dibawah tahun 2019, karena seperti kita tahu pada tahun 2020 ada larangan mudik, dan pada tahun 2021 ada mudik tetapi ada penyekatan-penyekatan. Artinya ada yang tidak memenuhi syarat maka akan diputarbalik. Pada tahun ini pemerintah mengizinkan mudik, tetapi ada syarat yang harus di penuhi. Kita bangun posko untuk melayani masyarakat demi pencegahan dan penyebaran COVID 19,” bebernya.
Diperbolehkan mudik tahun ini, disambut baik pemudik. Diperkirakan tahun ini, arus mudik yang menggunakan jasa angkutan laut mencapai satu juta orang.
“Saya tujuan Surabaya, tiket kapal lebih terjangkau, agak awal mudik biar tidak buru-buru dan tidak berdesakan saat mendekati lebaran, saya beli tiket langsung ke pelni,” ucap Evi, salah satu penumpang KM. Bukit Raya.
KM. Bukit Raya yang memiliki kapasitas 900 penumpang ini akan melakukan pelayaran selama 46 jam atau dua hari lebih. Untuk kenyamanan dan keselamatan selama pelayaran, penumpang wajib mematuhi semua peraturan pelayaran terutama menggunakan listrik sebagaimana mestinya untuk menghindari insiden kecelakaan selama pelayaran.
“Untuk tahun ini arus mudik kami siapkan dua kapal, yakni kapal KM. Bukit Raya dan KM. Lawit, sesuai jadwal yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan. Kapasitas 920 penumpang, penumpang hari ini sekitar 742 orang penumpang ke Surabaya sampai jam 15.00 WIB, berangkat ke Surabaya,” ujar Kepala Kantor Cabang PT. Pelni Pontianak, Ibrahim.
Ibrahim menekankan petugas harus lebih sering mengontrol dan melakukan pengecekan setiap satu jam selama pelayaran terhadap penumpang menghindari terjadinya insiden kebakaran.
“Langkah pertama pemeriksaan penumpang adalah, tiket. Jika tidak ada tiket, mau tidak mau penumpang harus turun, dan beli tiket dan penumpang wajib mengikuti protokol kesehatan, ” tutupnya. (das)