Menu

Mode Gelap

Hukum · 8 Nov 2016 10:22 WIB ·

Asal Berjenggot Putih, Pemulung & Penjual Kopi Bisa Jadi Maha Guru di Padepokan


					Ketujuh Maha Guru Besar Padepokan Dimas Kanjeng yang diamankan polisi / Foto: IMA Perbesar

Ketujuh Maha Guru Besar Padepokan Dimas Kanjeng yang diamankan polisi / Foto: IMA

SURABAYA, REPORTASE – Dalam kasus penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi ini, ada yang menarik dilakukan oleh pengasuh Padepokan untuk mengelabui pengikutnya.

Tersangka Taat Pribadi melakukan perekrutan orang yang mempunyai jenggot panjang warna putih untuk dijadikan seorang maha guru besar di  Padepokannya.

Untuk mencari orang berjenggot warna putih, Taat Pribadi meminta bantuan Vijay seorang warga negara keturunan India. Dari sinilah, Vijay mencari orang berjenggot di Jakarta.

Salah satu orang yang direkrut adalah Ratim alias Abah Abdul Rohman (60), tinggal di Jalan Asia Baru, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat.

“Kerja saya iya penjual warung kopi di Jakarta. Saya diajak oleh Pak Vijay, agar memimpin doa itu saja,” aku Ratim di depan semua media dan polisi, Senin (7/11).

“Doa itu saya baca setiap kegiatan istighosah. Iya seperti minta doa keselamatan dari dunia akhirat dan minta rejeki,” tambah pria penjual warung kopi tersebut.

Acara istighotsah kebanyakan dilakukan di Makasar dan Probolinggo. Dalam istigosah tersebut Ratim dikenalkan oleh tersangka Taat Pribadi pada pengikutnya sebagai keturunan dari wali Songo Sunan Kalijaga.

“Saya juga bingung. Mereka ini (Taat Pribadi dan Vijay) mengenalkan saya sebagai seorang keturunan Wali. Akhirnya sampai saya disebut maha guru besar pertama,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan Murjang alias Abah Nogososro, tinggal di Kepa Duri, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kalau diajak Vijay, untuk dikenalkan banyak orang, dan mengikuti istighosah yang digelar oleh tersangka Taat Pribadi.

Nantinya akan dikumpulkan dengan orang yang berwibawa, sama-sama mempunyai jenggot panjang berwarna putih. “Terus terang saja. Saya tidak tahu apa-apa. Sekolah saja tidak,” ucap pria berusia 51 tahun ini.

“Saya tahunya itu duit dan duit, dapat duit. Setelah dapat duit pulang, dan kadang diberi Rp1 juta, juga Rp1,5 juta,” tambah dia.

Begitu juga dengan pengakuan Abdul Karim alias Abah Sulaiman, yang hidupnya lebih banyak dihabiskan di pinggiran jalan sekitar Jalan Poncol Kepa Duri, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat juga diajak oleh tersangka Vijay.

Supaya ikut keliling di sekitar padepokan, untuk dikenalkan orang banyak. Jika ada pengikut yang menanyakan, supaya mengaku sebagai maha guru besar di Padepokan Dimas Kanjeng.

“Saya diajak iya mau aja. Tidak tahu apa-apa. Yang penting dapat uang dan bisa buat isi perut. Saya sendiri tidak mempunyai pekerjaan iya lebih banyak di jalanan (pemulung),” tandasnya. (IMA)

 

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

BNN Ungkap Peredaran 2,76 kg Heroin, 9 9,83 kg Sabu-sabu, dan 114,23 kg Ganja

4 Oktober 2024 - 14:37 WIB

Jelang Perayaan HUT Ke-79, Panglima TNI dan Kapolri Gelar Doa Bersama di Monas

3 Oktober 2024 - 20:15 WIB

Merasa Tak Adil, Puluhan Nakes RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi Datangi Kantor Bupati

3 Oktober 2024 - 19:12 WIB

4 Pemuda ditetapkan sebagai Tersangka Penganiayaan Anak hingga Tewas karena Mencuri

3 Oktober 2024 - 18:43 WIB

Momen Hari Batik Nasional 2024, Smart Batik Kerjasama dengan Forum Nasional Guru Penggerak Ciptakan Batik Guru Penggerak Nasional

3 Oktober 2024 - 18:35 WIB

Minati Produk Batik Sawit Smart Batik, Thomas Djiwandono: Produknya Bagus dan Harus Terus Dikembangkan

3 Oktober 2024 - 18:31 WIB

Trending di Daerah