Batam, reportasennews.com – Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) akan melestarikan pemakaian Tanjak, sebuah ikat kepala khas kebudayaan Melayu di kalangan masyarakat Kota Batam.
Hal ini dimaksudkan guna menghidupkan kembali salah satu ciri khas budaya Melayu yang mulai pudar.
”Pemakaian Tanjak digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan Melayu di tengah masyarakat. Sebagai langkah awal kita sosialisasikan di kalangan pelaku pariwisata,” ujar ketua DPD ASPPI Kepri Irwandi Azwar dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) 2017 di Hotel Allium, Sabtu (14/10).
Dia mengatakan gerakan bertanjak adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan Melayu pada masyarakat itu sendiri ataupun wisatawan dalam negeri dan manca negara.
Tanjak dianggap sebagai kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu, yang digunakan untuk penutup kepala. Pada zaman dahulu, semakin tinggi dan kompleks bentuknya menunjukkan status sosial si pemakainya.
Ketua Umum ASPPI, Djohari Somad mengatakan, ASPPI berkomitmen akan menghidupkan kembali pemakaian tanjak di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Menurut dia, tradisi memakai Tanjak sudah mulai hilang di kalangan anak muda Melayu.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperkenalkan Tanjak kepada setiap pengunjung yang datang ke Batam. Dengan begitu, wisatawan yang datang akan mengenal salah satu ciri khas kebudayaan Melayu.
”Nantinya, pengunjung laki-laki akan menggunakan Tanjak, dan perempuan memakai selendang,” kata Djohar.
Dalam acara tersebut, hadir Wali Kota Batam HM Rudi, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar dan para peserta Rakornas.(jul)