Menu

Mode Gelap

Internasional · 24 Nov 2016 05:00 WIB ·

Astaga, Viagra 364 Butir Ditemukan Dikantor Presiden


					Presiden Park Geun-hye/ Katehon Perbesar

Presiden Park Geun-hye/ Katehon

KOREA SELATAN, REPORTASE: Skandal politik di Korea Selatan yang melibatkan Presiden Park Geun-hye telah menimbulkan blunder baru tak terduga dengan berita ditemukannya pil Viagra sebanyak 364 butir didalam kantor ruangan Presiden. Awalnya penyidikan kantor Presiden Korsel ini karena tuduhan terlibatnya presiden Park atas merger Samsung kontruksi dengan Cheil Industries.

Presiden Park sendiri adalah seorang presiden wanita, lantas kenapa ada Viagra sebanyak itu didalam ruang kerjanya? Pil yang biasanya digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi untuk kaum pia ini ditemukan aparat saat tengah menyelidiki tuduhan korupsi Presiden Park. Bantahan soal Viagra ini dilakukan oleh pemerintah yang menyebutkan bahwa Viagra dibeli untuk memerangi penyakit ketinggian (altitude sickness).

Kantor presiden menegaskan pembelian 364 Viagra dan beberapa pil generik serupa untuk menangani penyakit ketinggian dalam lawatan perjalanan resmi kenegaraan ke Afrika Timur, meskipun begitu dikatakan bahwa pil itu tidak pernah digunakan.

Wartawan BBC Stephen Evans di Seoul, mengatakan penemuan Viagra akan menambah suasana menyulitkan bagi kepada presiden Park Geun-hye. Banyak orang Korea percaya Ibu Presiden Park hidup di “dunia yang berbeda” yang akan memperburuk tekanan politik pada dirinya. Beberapa gosip santer di Korsel menyebutkan dugaan Presiden Park terlibat dengan ritual pemujaan yang ganjil dengan teman karibnya seorang perempuan bernama Nyonya Choi.

Nyonya Choi, adalah seorang teman lama dari Nyonya Park, adalah putri dari Choi Tae-min, seorang pemimpin sekte agama yang terkait erat dengan ayah Nyonya Park yang kemudian pernah menjadi presiden, Park Chung-hee.

Penemuan Viagra berawal dari obat eksperimen yang diberi nama UK92480, pengobatan baru untuk “penyakit angina”, yakni kondisi jantung yang mengalami penyempitan pembuluh yang mensuplai darah kedalam bilik jantung. Obat eksperimen ini ternyata gagal dalam mengobati angina, tetapi selama uji coba obat banyak relawan melaporkan efek samping yang tidak biasa yakni justru membuat relawan mengalami ereksi tanpa henti. Para ilmuwan tanpa sengaja menemukan obat baru untuk mengobati disfungsi ereksi. Jadilah obat ini diberi nama Viagra.

Karena kesamaan biologis antara paru-paru dan penis, para ilmuwan juga menemukan hal itu bisa membantu melindungi terhadap hipertensi pulmonal, satu gejala umum yang dialami oleh pendaki dipegunungan tinggi.Di dataran tinggi penurunan kadar oksigen dapat memicu tekanan darah tinggi di paru-paru, yang dalam keadaan ekstrem bisa berakibat fatal. Viagra mengurangi tekanan darah tinggi dan meningkatkan transportasi oksigen dalam darah. Karena alasan inilah, maka disebutkan bahwa Viagra diruang kantor Presiden Korsel dipakai untuk mengobati penyakit ketinggian.

Sementara itu, pihak berwenang Korea Selatan menggrebek kantor Samsung dan dana pensiun nasional sebagai bagian dari penyelidikan korupsi terkait dengan Presiden Park. Mereka sedang menyelidiki apakah Nyonya Park ikut campur tangan menekan dana untuk mendukung merger Samsung, kata kantor berita Yonhap.Selama berminggu-minggu, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Seoul untuk menuntut pengunduran diri Nyonya Park.(HSG/ BBC)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Membedah Kontroversi Putusan Mahkamah Agung No. 1688 dan Pidato Presiden Prabowo

25 Februari 2025 - 07:45 WIB

Trending di Hukum