Menu

Mode Gelap

Internasional · 24 Apr 2017 09:00 WIB ·

Australia Balas Ancaman Serangan Rudal Nuklir Korut Dengan Nada Keras


					Militer Korut dalam parade unjuk kekuatan dalam negeri Perbesar

Militer Korut dalam parade unjuk kekuatan dalam negeri

Australia, reportasenews.com – Korea Utara harus fokus meningkatkan kesejahteraan warganya daripada membangun gudang senjata nuklirnya, kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, setelah Pyongyang kemarin mengancam bahwa Australia “berada dalam jangkauan” serangan nuklir Korut.

Berbicara kepada Australian Associated Press, Bishop menuduh Korea Utara merongrong perdamaian dan keamanan di Asia Pasifik. Ini sebuah ancaman serius bagi wilayah ini.

“Ancaman serangan nuklir Korea Utara terhadap negara-negara lain lebih jauh menggarisbawahi perlunya rezim tersebut untuk meninggalkan senjata nuklir ilegal dan program rudal balistiknya,” katanya kepada AAP pada hari Minggu.

“Ini menghadirkan ancaman serius bagi tetangganya dan jika dibiarkan, ke wilayah yang lebih luas termasuk Australia”, imbuhnya meyakinkan.

“Pemerintah Korea Utara harus menginvestasikan kesejahteraan rakyatnya yang telah lama menderita, dan bukan senjata pemusnah massal,” tambahnya.

Pada pertemuan dengan mitranya Jepang di Tokyo minggu lalu, Julie Bishop mengatakan bahwa Australia mendukung pendekatan “Amerika Serikat” bahwa semua opsi diletakan dimeja untuk mencegah perilaku ilegal dan berperang di Korea Utara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada hari Sabtu mengatakan pedas, “Jika Australia terus mengikuti langkah AS untuk mengisolasi untuk menahan DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) dan tetap menjadi brigade pemukul bersama AS, ini akan menjadi tindakan bunuh diri untuk masuk dalam jangkauan serangan nuklir kami.”

Ketegangan meningkat di semenanjung Korea sejak Presiden AS Donald Trump menjalan langkah tangan besi kepada Pyongyang dibandingkan pendahulunya, Barack Obama. Gedung Putih berulang kali meminta Korea Utara untuk meninggalkan program nuklir dan misilnya.

Letupan ketegangan dipicu oleh laporan bahwa Korut akan melakukan uji coba nuklir keenam atau menembakkan rudal balistik bertenaga nuklir. Trump lalu membalas itu dengan mengirim kapal induk USS Carl Vinson, bersama dengan “armada yang sangat kuat,” ke semenanjung Korea,

Pyongyang mengancam akan menenggelamkan kapal induk AS “dengan satu serangan.” Kapal induk dan armadanya harus tiba di perairan Korea “dalam hitungan hari, “kata Wakil Presiden AS Mike Pence pada hari Sabtu.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull telah berjanji untuk mendukung kebijakan Amerika terhadap Korea Utara, dan meminta China untuk membantu menyelesaikan situasi tersebut.

Sebelumnya pada bulan April, China menghentikan impor pengiriman batubara dari Korea Utara, salah satu dari sedikit sumber pendapatan negara Korut, untuk mematuhi sanksi internasional yang diberlakukan terhadap Pyongyang karena tes rudal yang dikritik AS dan sekutunya. (Hsg)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tangani Kasus Bank Centris, PUPN & KPKNL Gelapkan Jaminan Lahan 452 Hektar

15 Februari 2025 - 15:45 WIB

Abdul Salam Nganro Raih Penghargaan Leadership Safety Award Nasional 2025

15 Februari 2025 - 14:00 WIB

PPM-SU Kecewa  Terhadap Kinerja Mapolres Langkat Dalam Menangani Masalah Narkoba

15 Februari 2025 - 10:56 WIB

Seludupkan 15 Kg Sabu, 4 WNA Malaysia Ditangkap

11 Februari 2025 - 19:30 WIB

Pencarian Cristian Ricardo Dihentikan Setelah Tujuh Hari Tanpa Hasil

11 Februari 2025 - 16:44 WIB

Harmoni Senja di Bukit Buhunuah, Favoritnya Pendaki yang ingin merasakan Ketenangan

11 Februari 2025 - 14:39 WIB

Trending di Daerah