Beijing, reportasenews.com – Sedikitnya sembilan warga di wilayah Tiongkok selatan tewas dan seorang lainnya hilang akibat tersapu topan Hato, badai terkuat sepanjang tahun ini.
Hato berkatagori 10 dengan kecepatan 160 kilometer per jam telah mengakibatkan tanah longsor di Kota Zhuhai, Provinsi Guangdong, Rabu (23/8) petang, demikian pernyataan badan meteorologi setempat yang dikutip Kantor Berita Xinhua, Kamis (24/8).
Dilaporkan juga seorang pria di Makau tewas setelah badannya terbentur ke dinding akibat hempasan Hato, seorang lainnya jatuh dari rumahnya di lantai 11 dan korban ketiga di Makau tewas tertabrak truk yang terlempar badai.
Hingga Kamis (24/8) dini hari korban tewas akibat topan Hato di Makau bertambah dua dan 153 lainnya terluka serta listrik padam hingga pukul 02.00 waktu setempat (01.00 WIB).
Di Provinsi Guangdong, empat orang tewas dan satu lainnya belum jelas nasibnya sehingga korban tewas di wilayah selatan Tiongkok akibat badai itu totalnya sembilan orang.
Pemprov Guangdong mengevakuasi ribuan warga. Sekitar 664 hektar tanaman pertanian rusak total.
“Dibandingkan dengan topan lainnya, gerakan Hato sangat cepat dan berkekuatan penuh sehingga menyebabkan hujan lebat,” kata kepala bidang prakiraan cuaca Badan Meteorologi Provinsi Guangdong, Wu Zhifang.
Sedikitnya enam unit kapal di muara Sungai Mutiara dilaporkan dalam situasi berbahaya. Petugas SAR mengamankan 118 awak kapal, demikian pernyataan Kementerian Perhubungan Tiongkok.
Gambar-gambar di sejumlah media di Tiongkok dan Hong Kong menunjukkan betapa mengerikannya badai ke-13 yang datang tahun ini tersebut.
Kaca-kaca jendela apartemen pecah dihantam hujan badai, demikian pula mobil-mobil hancur akibat tertimpa pohon tumbang atau terempas dan membentur bangunan.
Bandar Udara Internasional Hong Kong juga tutup, kecuali pesawat KLM yang mengangkut sejumlah penumpang dari Amsterdam, Belanda, yang berani mendarat, Rabu (23/8) pagi, saat angin berkecapatan 85-113 kilometer per jam.
Pesawat Eithiopian Airlines yang membawa penumpang dari Addis Ababa terpaksa mendarat di salah satu bandara di daratan Tiongkok, demikian laporan South Morning China Post.
Hato diperkirakan bergerak menuju utara dan mendarat di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, Kamis pagi.
Sementara itu, di kawasan Discovery Bay, Hong Kong kini kondisinya sudah normal, sisa-sisa pepohonan tumbang di sekitar pantai juga mulai dibersihkan oleh petugas.
“Kondisi kini sudah normal, masih terlihat bekas-bekas pohon tumbang akibat badai pada Rabu (23/8) kemarin. Lalu lintas dan kehidupan warga kembali seperti biasanya badai sudah lewat,” ujar Ami Dela, warga Indonesia yang kini bekerja di Hong Kong. (ham/ant)