Malaysia, reportasenews.com – Ada kabar baik dari Kota Kinibalu Malaysia, seekor satwa badak bernama Puntung, satu dari tiga badak sumatera terakhir yang tersisa di Malaysia, tampaknya pulih dengan cukup baik lebih dari seminggu setelah operasi penyelamatan hidupnya.
Dia diberi nama “puntung” karena satu kaki depannya dalam kondisi buntung terpotong.
Badakini dilihat memiliki penyakit abses yang mengancam jiwa di rahangnya tapi sekarang dia bisa makan lebih baik setelah operasi. Hasilnya tampak menggembirakan.
Direktur Departemen Margasatwa Sabah, Agustinus Tuuga mengatakan bahwa Puntung sudah bisa makan hingga 10 kg makanan. Sebelum operasi, dia kadang-kadang menolak untuk makan apapun.
“Setelah dioperasi pada 19 April, Puntung mulai membaik. Dia makan lebih baik dan sedikit lebih bersemangat,” katanya saat dihubungi baru-baru ini. Puntung dulu bisa makan 30kg makanan sehari sebelum infeksi di rahang atasnya, tambahnya.
Dua geraham dan satu gigi premolar dari rahang atas kiri diangkat selama operasi yang membuat satwa langka dan nyaris punah ini di bawah anestesi selama 110 menit.
Sebelum operasi, petugas satwa liar mengungkapkan keprihatinan mereka atas kesehatan Puntung, karena absesnya tidak sembuh meski diobati pada bulan Maret dengan antibiotik.
Mereka takut infeksi akan menyebar melalui tubuh dengan cepat dan menyebabkan kematiannya.
Jika dia meninggal, kemungkinan menjaga spesies ini tetap hidup akan menjadi lebih sulit, karena badak Sumatera dianggap punah di alam liar Sabah dan hanya ada sedikit yang tersisa di Indonesia.
“Kami akan terus memantau kondisinya dan memberi Puntung perlakuan sebaik mungkin,” kata Tuuga.
Puntung, bersama dua badak lagi, seekor badak jantan bernama Tam, dan seekor betina bernama Iman, dirawat oleh Borneo Rhino Alliance (Bora) di Tabin Wildlife Reserve di pantai timur distrik Lahad Datu. (Hsg)