Oleh: Kombes Pol Dr Chrysnanda DL
JAKARTA – RN.COM, Mental oknum aparatur yang nyebel-nyebelin karena yang dikerjakan : 1. Memalak, 2. Mempersulit, 3. Sok penting, 4. Arogan dan sewenang-wenang, 5. Mendiskriminasi, 6. Jaim untk menutupi ketololanya 7. Melindungi hal-hal yang ilegal, 8. Terima suap, 9. Bermitra dengan preman 10. Pemalas, tidak kreatif dan UUD (ujung2nya duit), 11. Memanipulasi ( mark up, menghilangkan, menyalahgunakan) dan sebagainya.
Tatkala dikatakan dan diungkapkan bagi pelaku dan pendukung yang berjiwa preman akan tersinggung karena sarangnya mulai diogrok-ogrok agar sang naga tidak dierami di zona aman.
Ada yang mengatakan, mengapa semua disalahkan ? Mengapa semua dimarahi ? Mengapa semua diungkapkan ? Mengapa gak dibangun pelan-pelan ? Kamu gak takut di musuhi ? Kamu tahu gak akibat kalau ada yang tersinggung ? Banyak ungkapan-ungkapan dongkol dari kaum pendukung dan piaraan naga.
Mereka memang suka dan mengharapkan bisa menjadi naga-naha kecil dan bisa menjadi pewaris dan bersiap melanggengkan status quo dan zona nyamannya.
Mereka mementingkan diri dan kroninya. Tak ada lagi rasa patriot atau kecintaan akan bangsanya. Tidak peduli akan generasi yang akan datang. Iapun tak sayang akan hidup dan kehidupannya.
Semua seakan dijadikan uang uang dan uang kebanggaanya. Tatkala tidak digeneralisir, jadilah istilah oknum. Tatkala oknum sudah lebih banyak apa ini namanya?
Saat susah tiada yang peduli, saat mampu semua mengerubuti. Jelek, susah, miskin memang dibiarkan bahkan matipun tiada haru baginya. Namun tatkala sudah produktif semua mengeratnya bagai kumbang yang menyengat bunga. (Redaksi)