Tasikmalaya, reportasenews.com – Akibat bangunan sekolahnya mengalami retak-retak setelah di guncang Gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter yang terjadi Bulan Desember lalu, puluhan siswa SD Negeri Sukasari yang berada di kampung Sukasari, Kelurahan Gunung Tandala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar dan mengajarnya di dalam tenda.
Wakil kepala sekolah SDN Sukasari menjelaskan proses belajar terpaksa dipindahkan ke ruangan tenda setelah pihak Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melarang aktivitas belajar dan mengajar diruangan kelas yang mengalami retak-retak, karena dikahwatirkan roboh dan menimpa siswa.
“Kami terpaksa belajar didalam tenda bantuan dari BPBD, karena kondisi bangunan dikhawatirkan akan roboh. Dan waktu itu BNPB sudah melarang mengunakan ruangan kelas untuk dijadikan tempat belajar dan mengajar,” ujar Atik, Spd kepada wartawan.
Pihak sekolah mengakui proses kegiatan belajar siswa menjadi terganggu, namun ruangan kelas yang ada tidak mencukupi untuk kegiatan belajar 13 rumble di SD Negeri Sukasari itu .
“Jumlah kelas yang belajar didalam tenda semuanya berjumlah 2 kelas yaitu kelas 3 dan kelas 1. Itu juga terpaksa di satukan karena dari 13 rumble jumlah kelas yang ada disekolah hanya tersedia 9 ruangan, sedangkan yang berfungsi hanya 7 kelas termasuk kantor dan ruangan lain.” kata Atik.
Meski kondisinya sangat memprihatinkan namun para siswa masih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar. Mereka terpaksa belajar dalam kondisi tengkurap dan menulis hanya beralaskan tikar.
“Ya kalau belajar dalam kondisi seperti ini tidak nyaman. Selain panas dan berisik juga tidak fokus.” papar Seila siswa kelas 3 SD.
Baik para guru maupun siswa, berharap agar pemerintah segera membantu merenovasi bangunan sekolahnya agar kegiatan belajar dan mengajar antara siswa dan gurunya kembali normal. (ap)