Pasuruan, reportasenews.com – Banjir yang menjadi langganan yang terjadi dalam tempo belasan tahun di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, harus segera ditangani. Terkait itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantu mengatasinya.
“Saya saat ini dalam perjalanan ke Jakarta untuk menghadap Menteri PU melaporkan penyebab banjir dan kebencanaan di Kabupaten Pasuruan. Masalah ini harus segera diatasi. Karena setiap musim hujan, banjir selalu melanda sehingga mengganggu ekonomi warga dan menghambat perekonomian warga daerah lain, ”ujar Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf melalui pesan singkatnya.
Untuk mengatasi banjir itu, Pemkab Pasuruan mengusulkan sejumlah penanganan mengatasinya kepada Menteri PUPR. Baik berupa normalisasi, perbaikan tanggul-tanggul yang jebol serta pembuatan pintu-pintu air di sekitar sejumlah aliran sungai. Kata Irsyad, sejak terjadinya banjir yang melanda Kabupaten Pasuruan sejak dua bulan ini. Bahkan ketugian mencapai miliaran rupiah.
“Yang harus dilakukan secepatnya adalah normalisasi sejumlah sungai, perbaikan tanggul-tanggul yang jebol diterjang banjir hingga pembuatan pintu-pintu air. Sebab, sejak terjadinya banjir yang menjadi perhatian pemerintah daerah adalah banyaknya kerusakan. Yang harus diutamakan yakni normalisasi sungai yang jumlahnya mencapai 7 titik, “kata Irsyad.
Dalam sebulan terakhir, baniir terjadi di wilayah Kabupaten Pasuruan. Seperti di wilayah barat, akibat luapan Sungai Kedunglarangan, merendam Kelurahan Kalirejo dan Tambakan, Kecamatan Bangil. Bahkan akibat luapan sungai Wrati, hingga saat ini, dua desa di Kecamatan Beji, yakni Desa Kedungboto dan Kedungringin, masih tergenang. Banjir kembali meninggi saat hujan datang.
Di wilayah tengah, banjir seringkali menggenangi rumah warga di bantaran sungai Welang di Kecamatan Kraton dan Kelurahan Karangketug, Kecamatan Kota Pasuruan, akibat luapan Sungai Welang. Bahkan dalam 1 bulan terakhir, jalur pantura sudah tiga kali terputus karena ketinggian air mencapai 1 meter. Tak pelak, ratusan kendaraan dari Surabaya – Probolinggo dan sebaliknya macet total.
Di wilayah Timur, banjir akibat luapan Sungai Rejoso dan sejumlah anak sungainya, menggenangi tiga kecamatan, yakni Grati, Winongan dan Rejoso.
Untuk melakukan normalisasi sejumlah sungai itu, membutuhkan anggaran yang besar dan Kabupaten Pasuruan kesulitan untuk mencukupinya. Selain itu, sungai-sungai yang meluap itu juga menjadi kewenangan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kami juga mengusulkan penangangan banjir dengan pembuatan kolam retensi sekitar 25 hektar di Desa Kedungringin di Kecamatan Beji. Sedangkan untuk mengatasi luapan Sungai Welang, kami usulkan pembuatan bendungan yang sekaligus bisa digunakan untuk memperluas lahan pertanian yang harus segera dilakukan, ”pungkas Irsyad. (abd)