Menu

Mode Gelap
Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak Mulai Padat

Nasional · 5 Des 2016 22:06 WIB ·

Beginilah Jika Pengrajin Cobek Pasuruan Kebanjiran Pesanan


					Seorang nenek pengrajin cobek yang tengah rampungkan pekerjaannya  untuk penuhi pesanan (foto : abd)

Perbesar

Seorang nenek pengrajin cobek yang tengah rampungkan pekerjaannya  untuk penuhi pesanan (foto : abd)

Pasuruan, Reportasenews.com – Menjelang perayaan Maulid tahun ini, justru memberikan berkah tersendiri bagi pengrajin cobek yang terbuat dari tanah liat.

Pasalnya, hingga saat ini cobek masih dijadikan tradisi oleh sebagian masyarakat Jawa, khususnya bagi warga Muslim yang berada di jalur Pantura, untuk digunakan sebagai wadah meletakkan buah, makanan saat peringatan Maulid baik di Musholla atau Masjid di hampir pelosok desa dan sudut kota.

Bahkan dalam sebulan pengrajin berbakat dari turun temurun ini, bisa meraih omzet hingga jutaan rupiah. Seperti yang dialami Haddah (57) warga Lingkungan Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang mengaku banjir pesanan sejak sebulan terakhir ini.

“Alhamdulillah. Pesanan kali ini banyak dari biasanya,”ujar Haddah, saat ditemui di rumahnya, Senin (5/12).

Kesehariannya nenek tiga cucu ini selalu sibuk untuk memenuhi para pemesannya yang datang banyak dari pedagang pasar atau kalangan ibu-ibu pengajian dan panitia Maulid di sejumlah Musholla. Ia membuat cobek secara tradisional dari tanah liat lalu dibakar seperti yang dilakukan para pendahulunya.

“Banyak pesanan untuk diambil para pemesan pada minggu-minggu ini,”urai Haddah.

Haddah menghabiskan waktunya sejak pagi hingga jelang sore untuk penuhi pesanan. Bahkan dalam sebulan ini sudah lebih dari 5 ribu buah cobek dihasilkan dari tangan nenek yang tampak sederhana ini.

Para pelanggan yang sudah memesan bahkan dari luar daerah seperti Kecamatan Pandaan dan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Ia harus memenuhi pesanan cobek, sebelum pemesan datang ke rumahnya.

Haddah mematok harga per buahnya Rp 3.000 -Rp 7.000, tergantung besar kecilnya cobek serta ada lengkukan dan gambar-gambar samar bunga di dalamnya. Padahal harga sebelum bulan Maulid, berkisar Rp 1.500/cobek yang ada di pasaran.

“Cobek yang dipesan tergantung selera pemesan. Jika cobek biasa ya harganya murah. Tapi yang pakai variasi juga mahal karena ada tingkat kesulitannya,”beber dia.

Dalam sebulan sebelum bulan Maulid, Ia meraih omzet sekitar Rp 500 ribuan. Namun saat ini sudah jutaan rupiah. Bahkan meningkat mencapai Rp 5 juta, pada bulan Maulid ini. Selain membuat cobek, Haddah juga membuat sejumlah pernik-pernik yang terbuat dari tanah liat. Diantaranya kendi kecil, kendil dan mainan anak-anak, yang rencananya akan dijual pada malam hari sebelum perayaan Maulid dirayakan. (abd)

Komentar
Artikel ini telah dibaca 27 kali

Baca Lainnya

Miris, UMK Situbondo Cuma Naik 35 Ribu Terendah di Jatim

1 Desember 2023 - 21:54 WIB

Satlantas Polres Situbondo, Santuni Tiga Anak Yatim Korban Laka Lantas

1 Desember 2023 - 21:16 WIB

Film Gampang Cuan Jadi Film Drama Komedi Terlaris 2023

1 Desember 2023 - 21:12 WIB

Kepala BNPT Tegaskan Indonesia Komitmen Lindungi Anak-Anak Dari Tindak Kejahatan Teroris

1 Desember 2023 - 20:39 WIB

Satu Rumah Roboh Diterjang Hujan Angin, Puluhan Lainnya Rusak

1 Desember 2023 - 17:27 WIB

Spesialis Pencuri Mesin Pompa Air Ditangkap, Dua Pelaku Kabur

1 Desember 2023 - 17:22 WIB

Trending di Daerah