Pasuruan, Reportasenews.com – Menjelang perayaan Maulid tahun ini, justru memberikan berkah tersendiri bagi pengrajin cobek yang terbuat dari tanah liat.
Pasalnya, hingga saat ini cobek masih dijadikan tradisi oleh sebagian masyarakat Jawa, khususnya bagi warga Muslim yang berada di jalur Pantura, untuk digunakan sebagai wadah meletakkan buah, makanan saat peringatan Maulid baik di Musholla atau Masjid di hampir pelosok desa dan sudut kota.
Bahkan dalam sebulan pengrajin berbakat dari turun temurun ini, bisa meraih omzet hingga jutaan rupiah. Seperti yang dialami Haddah (57) warga Lingkungan Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang mengaku banjir pesanan sejak sebulan terakhir ini.
“Alhamdulillah. Pesanan kali ini banyak dari biasanya,”ujar Haddah, saat ditemui di rumahnya, Senin (5/12).
Kesehariannya nenek tiga cucu ini selalu sibuk untuk memenuhi para pemesannya yang datang banyak dari pedagang pasar atau kalangan ibu-ibu pengajian dan panitia Maulid di sejumlah Musholla. Ia membuat cobek secara tradisional dari tanah liat lalu dibakar seperti yang dilakukan para pendahulunya.
“Banyak pesanan untuk diambil para pemesan pada minggu-minggu ini,”urai Haddah.
Haddah menghabiskan waktunya sejak pagi hingga jelang sore untuk penuhi pesanan. Bahkan dalam sebulan ini sudah lebih dari 5 ribu buah cobek dihasilkan dari tangan nenek yang tampak sederhana ini.
Para pelanggan yang sudah memesan bahkan dari luar daerah seperti Kecamatan Pandaan dan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Ia harus memenuhi pesanan cobek, sebelum pemesan datang ke rumahnya.
Haddah mematok harga per buahnya Rp 3.000 -Rp 7.000, tergantung besar kecilnya cobek serta ada lengkukan dan gambar-gambar samar bunga di dalamnya. Padahal harga sebelum bulan Maulid, berkisar Rp 1.500/cobek yang ada di pasaran.
“Cobek yang dipesan tergantung selera pemesan. Jika cobek biasa ya harganya murah. Tapi yang pakai variasi juga mahal karena ada tingkat kesulitannya,”beber dia.
Dalam sebulan sebelum bulan Maulid, Ia meraih omzet sekitar Rp 500 ribuan. Namun saat ini sudah jutaan rupiah. Bahkan meningkat mencapai Rp 5 juta, pada bulan Maulid ini. Selain membuat cobek, Haddah juga membuat sejumlah pernik-pernik yang terbuat dari tanah liat. Diantaranya kendi kecil, kendil dan mainan anak-anak, yang rencananya akan dijual pada malam hari sebelum perayaan Maulid dirayakan. (abd)