SINTANG, REPORTASE – Satu ekor Kelampiau atau Owa Borneo (Hylobates muelleri) disita Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Kalimantan Barat. Primata ini termasuk satwa dilindungi karena populasinya terus menurun.
“Kita evakuasi satwa ini karena pemiliknya tidak lagi bersedia memeliharanya. Apalagi Kelimpau bukan satwa peliharaan, meski masih banyak warga memeliharanya dengan alasan hobi,” kata Kepala BKSDA Kalbar, Ir. Sustyo Iriono kepada wartawan, Kamis (13/10).
Penyitaan dilakukan secara persuasif dengan membujuknya, dan akhirnya Antonius Sega, bersedia secara sukarela menyerahkan satwa ini.
“Kelimpau ini diperkirakan berusia 5 – 6 bulan berkelamin jantan, dan pengakuan pemiliknya baru dipelihara satu minggu,” ujarnya.
Owa atau Kelimpau merupakan satwa primata yang berukuran kecil dengan lengan yang lebih panjang dari tubuhnya. Satwa ini mudah jinak, dengan bulu lembut ditubuhnya berwarna cokelat abu-abu dan di kepalanya berwarna hitam namun tidak dominan. Karena unik dan mudah jinak, Owa yang termasuk satwa paling setia karena dalam satu siklus hidupnya hanya memiliki satu pasangan, sehingga populasinya terus menurun.
Selain diburu sebagai satwa untuk dipelihara atau koleksi karena suara kerasnya itu, Owa juga mudah mati akibat mengalami stres apabila lingkungan tempat tinggal nya tidak sesuai dengan habitat aslinya di hutan tropis.
Selanjutnya Owa hasil sitaan tersebut akan dititiprawatkan dan direhabilitasi di Yayasan Kobus Sintang. (ds)