Pasuruan, reportasenews.com – Kalangan petani apel yang berada di kawasan Kecamatan Nongkojajar (Tutur) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak setahun ini merugi hingga ratusan juta rupiah tiap petani.
Pasalnya, kerugian itu menyusul adanya musim pancaroba yang tak menentu yang melanda di wilayah lereng Gunung Bromo tersebut. Bahkan selama musim hujan ini, buah milik ratusan petani apel ini menjadi rusak. Sehingga dua kali petani mengalami gagal panen.
“Sejak setahun ini kami gagal panen. Ini juga terjadi pada petani lainnya. Gagal panen ini sudah dua kali terjadi. Namun kali ini cukup lumayan hasilnya dan kami tinggal menunggu masa panen yang kurang sebulan lagi, “ujar Munir, pemilik kebun apel di Desa Blarang, Kecamatan Tutur, Senin (23/1) pagi.
Menurutnya, panennya apel enam bulan sekali dan tergantung cuaca. Apabila cuaca panas, hasil panennya bagus. Diakuinya, apel harus ada perawatan ekstra dan harus diberikan pupuk yang memadai disamping penyemprotan untuk hama. Sedangkan penjualannya, kata Munir, pihaknya didatangi langsung para tengkulak dari Kota Batu.
“Dalam perkilonya kami menjual untuk jenis apel manalagi Rp 12.500 dan rome beauty Rp 15.000, “terangnya.
Munir menjelaskan, bahwa apel hasil dari Nongkojajar banyak yang dikirim ke kawasan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya hingga luar pulau Jawa.
“Selama ini apel Nongkojajar banyak dibranding apel dari kota batu. Padahal sebagian besar apel batu dari nongkojajar ini. Kami tidak mempermasalahkannya, sebab kami sebagai petani hanya menjual hasil kebun dan itu sudah lama kami mendengar hal itu, “paparnya.
Sementara itu, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf bersama rombongan yang datang ke kebun petik apel di Desa Blarang, Kecamatan Tutur – Nongkojajar ini menyampaikan bahwa pihaknya akan lakukan upaya branding hasil apel Nongkojajar tersebut agar tak diakui oleh daerah lain.
“Kami sudah lama mendengarnya. Justru apel di nongkojajar ini yang terbaik. Tapi selama ini diakui apel dari daerah lain, “jelasnya.
Menurutnya ke depan pihaknya akan mempatenkan hasil buah apel Nongkojajar ini sebagai hasil dari Kabupaten Pasuruan.
“Kami akan mengupayakannya bagaimana buah apel hasil dari nongkojajar ini diakui dari kabupaten pasuruan, seperti mangga gadung klonal 21 yang sudah punya paten dari kementan dan kita harapkan apel seperti itu. Kami tak menyalahkan banyak tengkulak dari batu karena ini hukum pasar, “beber Irsyad.
Dalam kunjungannya ini, Bupati dan rombongan disuguhkan dengan hamparan pohon apel yang berjajar rapi lengkap dengan buahnya yang siap petik. Luasan kebun petik apel di kawasan ini kurang lebih 100 hektar.
Di lokasi ini, Irsyad berjanji kebun petik apel ini juga akan menjadi prioritas tempat wisata di Kabupaten Pasuruan yang layak dikunjungi. Ia menyebut, penghasil apel terbaik adalah Nongkojajar dari beberapa daerah yang dikenal sebagai petik apel.
Di Tutur ini, ada sejumlah jenis apel salah satu yang menjadi andalannya adalah apel jenis manalagi. “Apel Tutur ini juara. Apelnya manis-manis dan ukurannya pun cenderung gemuk-gemuk. Bagi wisatawan silahkan datang ke kawasan wisata petik apel di nongkojajar, kabupaten pasuruan dan dijamin tidak akan bosan, bila menyempatkan berwisata ke areal kebun-kebun apel yang banyak bertebaran di kecamatan tutur ini, “tutupnya. (abd)