Menu

Mode Gelap

Daerah · 1 Mei 2017 18:55 WIB ·

Buruh di Pasuruan Adukan Persoalannya ke Tuhan


					Sekitar 2.000 buruh yang tergabung di Sarbumusi Kabupaten Pasuruan, berunjuk rasa memperingati Mayday di Alun-alun Bangil. (foto : abd)
Perbesar

Sekitar 2.000 buruh yang tergabung di Sarbumusi Kabupaten Pasuruan, berunjuk rasa memperingati Mayday di Alun-alun Bangil. (foto : abd)

Pasuruan, reportasenews.com – Ribuan buruh di Kabupaten Pasuruan yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi), memperingati Hari Buruh Internasional (Mayday) dengan menggelar aksi demo di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (1/5).

Banyaknya kasus perburuhan yang tak ubahnya sebagai zaman perbudakan yang menggantung, membuat mereka hanya pasrah dan mengadukan masalah itu ke Tuhan.

Pengaduan hanya ke Tuhan diwujudkan dengan gelar istighotsah. Mereka memadati Alun-alun Bangil dan Jalan Raya Bangil, hingga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di jalur pantura tersebut. Mereka melakukan orasi secara bergantian dan menyampaikan tuntutannya agar kasus-kasus perburuhan di Kabupaten Pasuruan secepatnya dituntaskan oleh pemerintah setempat.

“Banyaknya kasus perburuhan yang tak kunjung dituntaskan, menempatkan posisi buruh tak ubahnya sebagai budak di zaman modern dan era keterbukaan saat ini. Banyak kasus perburuhan saat ini, disebabkan banyaknya perusahaan yang melanggar aturan. Namun tak ada tindakan dari pemerintah setempat,” teriak Ketua Sarbumusi Kabupaten Pasuruan, Suryono Pane.

Menurut Suryono, sejumlah pelanggaran tentang ketenagakerjaan dilakukan oleh banyak perusahaan yang justru banyak merugikan kalangan buruh. Bahkan mereka digantung hak-haknya. Seperti upah yang tidak sesuai UMK, sengaja tidak membayar upah pekerja, hingga menghilangkan hak pekerja untuk diikut sertakan dalam program BPJS ketenaga kerjaan srbagai hak buruh.

“Pengaduan yang disampaikan para buruh, seolah tidak pernah ada tindak lanjutnya. Bahkan pemerintah setempat kurang meresponnya secara maksimal, sehingga tak sedikit kasus perburuhan yang tak terselesaikan. Terbukti dengan banyaknya kasus perburuhan yang tidak dituntaskan dengan alasan klasik. Ini menunjukkan bahwa hukum untuk para buruh mandul, “terang Pane.

Agar kasus perburuhan mendapat tanggapan, para pengunjuk rasa akhirnya mengadukan persoalannya ke Tuhan. Salah satunya dengan melakukan istighosah dan berdoa bersama. Mereka berdoa, agar aparatur pemerintahan dibuka mata hatinya, dan tidak terlena dengan situasi lantaran kuatir berimbas pada investasi, sehingga kasus perburuhan bisa diselesaikan.

Selain unjuk rasa, buruh bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, juga menggelar apel bersama dan disambung dengan Sholawat Akbar. Apel bersama digelar Senin (1/5) sore di kawasan Taman Candra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dan dilanjutkan dengan pementasan Kiai Kanjeng bersama MH Ainun Najib, untuk pencerahan batin. (abd)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Relawan Covid-19 Rela Wakafkan Hidupnya Demi Bantu Sesama

21 April 2025 - 09:04 WIB

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Begini Kisah Personel Siaga PLN, Menjaga Sistem Transmisi Tetap Aman pada Lebaran 2025

10 April 2025 - 15:22 WIB

Puluhan Balon Udara di Langit Wonosobo Terbang Meriah Bersama Pasokan Listrik PLN yang Andal

10 April 2025 - 14:58 WIB

Gubernur Jawa Barat Apresiasi Langkah Cepat PLN Tangani Kelistrikan Pasca Bencana Banjir Bekasi dan Longsor Sukabumi

3 April 2025 - 12:09 WIB

Trending di Daerah