Pasuruan, reportasenews.com – Ribuan buruh di Kabupaten Pasuruan yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi), memperingati Hari Buruh Internasional (Mayday) dengan menggelar aksi demo di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (1/5).
Banyaknya kasus perburuhan yang tak ubahnya sebagai zaman perbudakan yang menggantung, membuat mereka hanya pasrah dan mengadukan masalah itu ke Tuhan.
Pengaduan hanya ke Tuhan diwujudkan dengan gelar istighotsah. Mereka memadati Alun-alun Bangil dan Jalan Raya Bangil, hingga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di jalur pantura tersebut. Mereka melakukan orasi secara bergantian dan menyampaikan tuntutannya agar kasus-kasus perburuhan di Kabupaten Pasuruan secepatnya dituntaskan oleh pemerintah setempat.
“Banyaknya kasus perburuhan yang tak kunjung dituntaskan, menempatkan posisi buruh tak ubahnya sebagai budak di zaman modern dan era keterbukaan saat ini. Banyak kasus perburuhan saat ini, disebabkan banyaknya perusahaan yang melanggar aturan. Namun tak ada tindakan dari pemerintah setempat,” teriak Ketua Sarbumusi Kabupaten Pasuruan, Suryono Pane.
Menurut Suryono, sejumlah pelanggaran tentang ketenagakerjaan dilakukan oleh banyak perusahaan yang justru banyak merugikan kalangan buruh. Bahkan mereka digantung hak-haknya. Seperti upah yang tidak sesuai UMK, sengaja tidak membayar upah pekerja, hingga menghilangkan hak pekerja untuk diikut sertakan dalam program BPJS ketenaga kerjaan srbagai hak buruh.
“Pengaduan yang disampaikan para buruh, seolah tidak pernah ada tindak lanjutnya. Bahkan pemerintah setempat kurang meresponnya secara maksimal, sehingga tak sedikit kasus perburuhan yang tak terselesaikan. Terbukti dengan banyaknya kasus perburuhan yang tidak dituntaskan dengan alasan klasik. Ini menunjukkan bahwa hukum untuk para buruh mandul, “terang Pane.
Agar kasus perburuhan mendapat tanggapan, para pengunjuk rasa akhirnya mengadukan persoalannya ke Tuhan. Salah satunya dengan melakukan istighosah dan berdoa bersama. Mereka berdoa, agar aparatur pemerintahan dibuka mata hatinya, dan tidak terlena dengan situasi lantaran kuatir berimbas pada investasi, sehingga kasus perburuhan bisa diselesaikan.
Selain unjuk rasa, buruh bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, juga menggelar apel bersama dan disambung dengan Sholawat Akbar. Apel bersama digelar Senin (1/5) sore di kawasan Taman Candra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dan dilanjutkan dengan pementasan Kiai Kanjeng bersama MH Ainun Najib, untuk pencerahan batin. (abd)