JAKARTA – RN.COM. Puncak Gunung Carstensz ini berketinggian 4884 m di atas permukaan laut yang diselimuti salju abadi. Suhu Carstensz mencapai 10 derajat celcius hingga nol derajat celcius. Tak heran jika hipotermia dan ams (acute mountain sickness alias sakit ketinggian) menjadi kendala utama dalam pendakian. Oksigen yang tipis membuat semua pendaki mudah lelah, serta mudah mengalami halusinasi dan pusing kepala.
Puncak Cartenz berada di dalam kawasan pegunungan Jayawijaya merupakan puncak tertinggi Australia dan Oceania. Sedangkan puncak tertinggi di Asia adalah Gunung Himalaya yang ada di perbatasan India dan Cina.
Nama Carstensz diambil dari penemunya yaitu seorang pelaut asal Belanda, John Carstensz yang menyaksikan adanya puncak gunung yang tertutup oleh es di negara Ekuator. Sedangkan, oleh penduduk setempat dikenal dengan nama “Ndugu–ndugu”
Tak hanya menikmati pesona alam bersalju di daerah tropis, di pegunungan ini pendaki juga dapat menyaksikan langsung bukti-bukti geologis mengenai sejarah pembentukan pegunungan Jayawijaya. Penelitian-penelitian geologi menemukan bukti-bukti empirik bahwa pegunungan ini semula merupakan dasar laut yang dalam. Seorang ahli geologi bernama Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo menyebutkan bahwa pembentukan pulau Papua dengan puncaknya di Jayawijaya terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pulau ini terbentuk dari bebatuan sedimen yang terangkat akibat tumbukan lempeng indo-pasifik dan indo-australia di dasar laut, sehingga mengakibatkan dasar laut terangkat menjelma menjadi sebuah pulau besar dan gunung-gunung karang (limestone). Bukti-bukti tersebut dapat dilihat dari fosil hewan-hewan laut yang tertinggal di bebatuan pegunungan Jayawijaya. Oleh sebab itu, selain menjadi surga bagi para pendaki, kawasan ini juga merupakan surga bagi penelitian geologis. Hebatnya lagi, Cartenz Pyramid ini merupakan bagian dari Taman Nasional Lorentz dan pada tahun 1999 ditetapkan sebagai situs warisan dunia Unesco.
Meskipun wilayah ini sudah dinyatakan sebagai taman nasional, tetapi perizinan untuk mendaki ke sana tidak semudah pendakian atau perjalanan ke taman nasional lainnya
di Indonesia. Paling tidak perizinan dari pihak TNI dan Polri merupakan salah satu yang harus dikantongi oleh siapa pun yang akan melakukan pendakian ke sana.
Selain sulitnya perizinan pendakian, kesulitan lainnya adalah sulitnya akses ke pegunungan ini. Hampir tidak ada penerbangan reguler ke desa awal pendakian yaitu Desa Ilaga dan Sugapa. Pintu lain menuju kawasan ini adalah melalui tambang Freeport, yang bisa dibilang juga sulit didapat izinnya. Untuk mendaki Cartenz Pyramid disarankan pada bulan April hingga November, karena pada bulan tersebut adalah waktu yang ideal untuk mendaki gunung. Puncak Carstensz merupakan salah satu puncak idaman para pendaki dunia, karena termasuk dalam rangkaian The Seven Summits. Tujuh puncak tertinggi di lempengan benua, bersama Mount Everest (Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan), Mckinley (Amerika Utara), dan Vinson Massif (Antartika).
Pendakian ke puncak dari base camp lembah danau danau umumnya dimulai pada jam 2 dini hari dan akan sampai di puncak jam 9 pagi. Puncak Cartenz hanya berupa sebuah onggokan batu yang tidak cukup luas, namun dari puncak kita bisa melihat keindahan cakrawala yang membentang luas serta kegagahan Puncak Jaya, Puncak Sumantri, Puncak Cartenz Timur dan puncak-puncak lainnya yang berdiri tegak bak tonggak dunia.
