Site icon Reportase News

Cek Kebugaran Atlet Ditengah Pandemi Covid-19, KONI Situbondo Gelar Tes Parameter Fisik Atlet

Para atlet sejumlah cabor di Situbondo, saat mengikuti tes paramater fisik di GOR Balur:an Situbondo.(foto:fat)

Situbondo,reportasenews.com-Untuk mengetahui kondisi kebugaran atlet ditengah pandei virus corona Covid-19, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, melakukan tes  parameter fisik   atlet dari sejumlah cabang olahraga (Cabor) di Kabupaten Situbondo, Minggu (30/8/2020).

Kegiatan tes  paramater fisik yang digelar selama tiga  hari  di GOR Baluran Situbondo tersebut, KONI Kabupaten Situbondo,   melakukan kerjasama dengan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga (PKO FIO) Universitas  Negeri Surabaya (UNESA).

Ketua KONI Situbondo, Reno Widigdyo, selama pandemi COVID-19 latihan olahraga bagi atlet berprestasi fakum. Sehingga perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap atlet berpotensi di Kabupaten Situbondo.

“Selama pandemi kita coba  untuk mengaktifkan latihan melalui daring,  yaitu training from home (TFH). Dengan menurunnya kasus COVID-19 di Kabupaten  Situbondo, kita lakukan tes  parameter   sebanyak 300 orang atlet,” ujar Reno Widigdyo, Minggu (30/8/2020).

Menurutnya,  dalam melatih para  atlet berprestasi, KONI  melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).  Sedangkan pelatihan berbasis daring atau training from home berhasil karena hasil tes parameter atlet mengalami peningkatan.
“Hasilnya bertambah dibandingkan dengan tes parameter atlet sebelum pandemi,” ujar Reno Widigdyo.

Sementara itu, Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat ( PKM)  Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga  Fakultas Ilmu Olahraga (PKO FIO) Unesa, Imam Marsudi, mengaku, tes parameter atlit merupakan pelatihan dasar dan implementasi dari salah satu materi program peningkatan kondisi fisik atlet.

“Tes paramater fisik para atlet  sejumlah Cabor di Kabupaten Situbondo. Ini  merupakan  salah satu kegiatan PKM jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga Unesa,”kata Imam Marsudi.

Menurutnya, dalam melatih atlet, pihaknya menggunakan teori kedokteran, yaitu mengetahui terlebih dulu penyakit pasien dengan melakukan tes laboratorium kemudian memberikan resep yang sesuai.

“Sama halnya dengan melatih atlit. Kita harus tahu dulu kemampuan dan kekurangan mereka. Misalnya cabor atletik, fisik apa yang harus dominan dilatih. Oleh karenanya, pelatih itu tidak asal pelatih,” bebernya.

Usai pelatihan fisik, akan dilakukan tes kesehatan yang dilanjutkan dengan tes tehnik dan mental. Namun karena pandemi, pelatihan difokuskan melatih fisik.

“Ini kan masih pandemi, jadi pelatihan masih dibatasi. Kita harus patuh terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,”pungkasnya.

Exit mobile version