Pekalongan, reportasenews.com – Kendati telah menjadi peserta BPJS Kesehatan, seorang balita dari keluarga kurang mampu di Pekalongan, Jawa Tengah, terancam gagal menjalani operasi jantung untuk ketigakalinya.
Meski biaya operasi pertama dan kedua berjalan lancar dan gratis, namun biaya hidup selama mengantarkan berobat ke rumah sakit di Jakarta, telah menguras habis tabungan orangtuanya yang hanya sebagai buruh serabutan ini.
Rinanti Gresyifana, balita kelahiran 9 Mei 2015 adalh anak kedua dari pasangan Achiri Romadhon (30) dan Fina Novila Risqi (23), warga Tangkil Kulon, RT 04 RW 10, Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah. Ia memiliki penyakit bawaan, yakni jantung bocor dan radang paru paru.
Rinanti dinyatakan menderita jantung bocor oleh Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang, dan pada Bulan Juli 2016 lalu, telah menjalani operasi pertama, untuk pemasangan kamera jantung.
‘Dari Semarang ini, kemudian dirujuk ke Jakarta. Dan Bulan Desember kemarin, keponakan saya kembali dioperasi kedua kalinya di rumah sakit Jakarta dan berjalan lancar.” Kata Sulis (40), bibi Rinanti.
Semestinya balita malang ini masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, paska operasi keduanya yang dijalani pada desember lalu.
“Operasinya sih gratis. Cuman, kami sudah kehabisan ongkos untuk biaya hidup di Jakarta yang mahal. Kami putuskan untuk pulang ke rumah,” Tambah Sulis.
Sebenrnya kondisi ini sangat beresiko pada kesehatan Rinanti, Terbukti beberapa kali, Rinanti mengeluhkan rasa sakit dan sesak nafas di bagian bekas operasi yang dijalaninya. Orangtuanya yang bekerja sebagai buruh serabutan ini tidak bisa berbuat banyak. Dari penghasilannya perminggu sebagai buruh jahit sebesar Rp 200-300 Ribu, hanya bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Belum lagi rinanti masih harus menjalani operasi yang ketigakalinya dalam beberapa bulan ke depan. Kini orangtuanya hanya bisa pasrah dan berdoa untuk kesembuhan anak keduanya.
Menurut sang Ibu, Fina, dirinya dan keluarga sudah berusaha keras untuk mencari uang guna mendampingi Rinanti.
Menurutnya, untuk mengandalkan hidup dari kerja suaminya yang hanya buruh jahit, kurang. Untuk itu, dirinya curi-curi waktu untuk tinggalkan balitanya bekerja di uar rumah, sebagai apapun, terasuk buruh serabutan.
“Harapan saya anak saya normal, Mas. Itu harapan kami. Kasihan SiNok (pangggilan akrab anaknya),” kata Fina.
Cerita balita malang Rinanti Gresyifana ini memang mengetuk hati siapapun yang mendengarnya. Salah satunya, Arini Harimukti, Wakil Bupati Pekalongan. Arini mendatangi rumah tempat Rinanti, setelah mendapatkan laporan dari warga setempat.

Rinanti Gresyifana saat dikunjungi Wakil Bupati Pekalongan. Arini Harimukti.
Dihadapan Arini Harimukti, Dengan cucuran air mata, Orang tua Rinanti menceritakan bagaimana perjuangannya untuk kesehatan Rinanti. Dalam kesempatan tersebut Fina juga tak lupa mengucapkan terimakasih atas upaya dari pihak pemerintah selama ini, sehingga pengobatan Rinanti, bisa gratis.
Arini Harimukti berjanji akan terus memberi dukungan demi kesehatan Rinanti.
“Saya prihatin. Apalagi, tadi cerita ke jakarta naik bus. Kasihan balitanya. kita akan siapkan ambulan. Yang penting tetap semangat demi kesembuhan Rinanti,” kata Arini memberi semangat pada Fina dan Sulis.
Dalam kesempatan yang sama Arini Harimukti yang memang suka balita ini, sempat bermain bersama Rinanti, sebelum akhirnya berpamitan. (RB)