Liputan Khusus Reklamasi
Batam, reportasenews.com – Kawasan Pantai Tanjung Bemban lima tahun lalu merupakan kawasan wisata yang dikunjungi warga Batam dan sekitarnya. Kawasan pantai yang terletak di Kampung Tua Batam tersebut dikenal sebagai kawasan yang indah, pantai berpasir yang landai, air laut yang bening dengan batu karang yang terlihat mata telanjang.
Di sepanjang pantai juga terdapat kedai-kedai menjual aneka makanan hasil laut, perahu nelayan juga menghiasi pantai sejumlah wisatawan.
“Dulu saya sering membawa anak-anak berlibur ke Pantai Tanjung Bemban, karena air lautnya jernih. Sekarang pantainya hitam dan air lautnya kotor, anak-anak saja tak dapat bermain lagi dengan pasir laut,” ujar Agus Nuryanto warga pendatang asal Yogyakarta yang membawa keluarganya berlibur di Pantai Tanjung Bemban kepada Reportasenews.com.
Kondisi Pantai Tanjung Bembang kini memang berbeda dengan lima tahun lalu, sepanjang garis pantai tampak lumpur berwarna oranye memenuhi bibir pantai dan air laut sekitar pantai. Sementara itu, air dari hulu bukit yang dikepras untuk reklamasi air berwarna coklat bercamur lumpur terus mengalir ke laut. Dampaknya sedimentasi laut. Ratusan batang pohon Bakau yang ditanam pun mati.
Biota laut di Pantai Tanjung Bemban pun tak terlihat lagi. Pasir pantai yang indah pun tak tampak lagi, perahu-perahu nalayan yang dulu menghiasi pantai kini berserakan tak terurus lagi.
Para wisatawan yang berkunjung ke Pantai pun hanya menyaksikan pantai yang kotor. sementara kedai-kedai makanan juga tampak sepi. Para pengunjung Pantai Tanjung Bemban pun tak dapat membeli ikan dari para nelayan. Mereka bahkan berlibur ke Pantai Tanjung Bemban membawa sate ayam mentah untuk di bakar di bibir pantai.
“Ya kondisinya seperti ini mau bagaimana lagi, saya berharap pemerintah segera membersihkan pantai sehingga dapat dinikmati lagi keindahan Pantai Tanjung Bemban,” ujar Agus.
Tidak hanya para wisatawan yang dirugikan dengan dampak reklamasi, para nelayan di Tanjung Bemban pun mengalami kerugian besar karena hasil tangkapan mereka berkurang, hal ini diungkapkan Ketua nelayan setempat Raja Mohtar .

Hasil tangkapan Nelayan Tanjung Bemban berkurang drastis akibat aktivitas reklamasi.
“Hasil tangkapan ikan jauh berkurang bahkan para nelayan kini tak melaut lagi, itu nelayan yang di garis pantai mereka biasanya cari udang dan ikan kecil sekarang, sudah tidak ada mati semua.ganti profesi jadi kuli dan lainnya ” ujar warga asli Batam ini.
Lain lagi dengan pengusaha tahu, Nuril Mubin yang tinggal di kawasan Pantai Tanjung Bemban. Pengusaha yang memanfaatkan air tanah untuk membuat tahu ini kini mengaluh karena kadar air tanah menjadi turun.
“Dulu air tanah di Tanjung Bemban ini seperti air mineral bening, sekarang air tanahnya coklat,” ujar Nuril Mubin pendatang dari Kediri Jawa Timur ini.
Menurut Nuril dengan kondisi seperti ini, belum ada perhatian dari pemerintah Kota Batam maupun BP Batam, kondisi pencemaran pantai dan air tanah seakan dibiarkan tidak ada yang menangani.(ham/hsg)