Menu

Mode Gelap

Nasional · 11 Des 2016 13:05 WIB ·

Cerita Petani Lahan Bengkok Yang Tergusur Jalan Tol, Belum Ada Ganti Rugi


					Lahan pertanian dari tanah bengkok desa, yang belum diganti rugi, karena Tergusur lahan tol (foto: RB) Perbesar

Lahan pertanian dari tanah bengkok desa, yang belum diganti rugi, karena Tergusur lahan tol (foto: RB)

Pekalongan, reportasenews.com – Pembangunan tol Pemalang-Batang, di wilayah Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terkesan amburadul.

Selain kurang ramah lingkungan yang kerap diprotes warga akibat jalan licin,  beberapa lahan pertanian yang tergusurpun, belum diselesaikan proses ganti rugi. Padahal, sudah digunakan 3 bulan oleh pelaksana pembangunan tol untuk kegiatan pra kontruksi.

Kondisi memprihatinkan dialami para petani penggarap lahan pertanian tanah bengkok di beberapa desa, terdampak pembangunan tol.

Hal ini dirasakan oleh Perangkat Desa Rengas, Agus Subekti. Ia menuturkan, bengkok di Desanya seluas 1 hektar sudah diratakan dengan tanah. Namun, sejak aktivitas pra konstruksi tiga bulan lalu, belum ada ganti rugi tanam pada bengkok di desa tersebut. Akibatnya, para perangkat desa mengalami kerugian dalam musim panen kali ini.

“Harapannya, kalau tidak diganti rugi ya dengan sistem nilai sewa seperti di daerah lain. Kami terus terang kecewa tidak bisa menerima hasil bengkok kami sendiri,” katanya, Minggu (11/12).

Hal yang sama dikatakan oleh Koordinator Kepala Desa Terdampak Tol, H. Abdillah. Menurut Abdillah, didesanya, yakni di Desa Surobayan, tanah bengkoknya juga tidak diganti rugi tanam sama sekali oleh pihak pelaksana proyek, PT Sumber Mitra Jaya (SMJ).

Lanjut Abdillah, bengkok desanya yang seluas 7.400 meter persegi hingga kini belum ada kejelasan terkait ganti rugi tanam.

Pihaknya sendiri selaku ketua koordinator kepala desa terdampak tol, telah beberapa kali mencoba mengoordinasikan hal tersebut dengan pelaksana proyek terkait (PT SMJ), agar lahan pertanian dan bengkok-bengkok yang terdampak tol di Kabupaten Pekalongan dapat menerima ganti rugi tanam.

“Sudah beberapa kali saya temui, namun tidak mendapatkan respon,” kata dia.

Dalam catatanya, terdapat beberapa desa, yang bernasib sama, seperti  Desa Karangdowo, Desa Rengas dan sejumlah desa lainnya.

Abdilah merasa kecewa dengan PT SMJ, yang tidak mempedulika lahan pertanian milik perangkat desa, yang sudah digusur tersebut.

“Kalau bisa ya disewa seperti di Desa Pegandon. Dimana pelaksana proyek di desa tersebut menggunakan sistem sewa,” jelas Abdillah.

Berdasarkan informasi yang ia dapat, lahan bengkok dengan luas sekitar 3 ribu meter persegi di Desa Pegandon disewa hingga Rp 20juta untuk sekali panen.

“Penanggungjawab disana (Pegandon) adalah PT Waskita yang bisa memahami lahan pertanian terdampak tol.  Sedangkan untuk wilayah barat Kabupaten Pekalongan pelaksana proyek yakni PT SMJ, yang kerap bermasalah,” pungkasnya.(RB)

 

Komentar

Baca Lainnya

Indonesia Narcotics Watch (INW): Indonesia Lebih dari Sekadar Darurat Narkoba, Ini Perang!

5 Desember 2024 - 22:47 WIB

Aniaya Istri Tetangganya, Warga Desa Baderan Dijebloskan ke Rutan Situbondo

5 Desember 2024 - 21:52 WIB

Diduga Beda Pilihan Politik di Pilkada, Seorang Guru SDN Dimutasi ke Daerah Terpencil di Situbondo

5 Desember 2024 - 19:45 WIB

BNN Tidak akan Tolerir Oknum Penegak Hukum yang Terlibat Peredaran Narkoba, Semua Harus Ditindak Tegas

5 Desember 2024 - 19:38 WIB

KPK Lelang Barang Rampasan Kasus Korupsi

5 Desember 2024 - 17:23 WIB

Polri Tangkap Ribuan Pelaku Narkoba dan Amankan Barang Bukti Senilai Rp2,88 Triliun Selama Satu Bulan

5 Desember 2024 - 17:07 WIB

Trending di Hukum