Cina, reportasenews.com: Cina tidak mengharapkan adanya perang dagang antara dirinya dengan pihak AS. Jika terjadi perang dagang maka kedua negara akan mendapatkan kesulitan serius dimasa depan.
Demikian ujar Li Keqiang menaggapi isu derasnya kemungkinan pecahnya hubungan dagang yang memburuk antar dua negara akibat sikap protektiif Donald Trump atas semua kepentingan ekonomi AS.
Li Keqiang adalah orang nomer satu dalam Dewan Ekomoni Cina. Bisa disebut, semua kebijakan ekonomi Cina saat ini ada ditangan dia, hitam putihnya bagaimana ekonomi Cina dijalankan oleh sabda yang keluar dari mulutnya.
“Kami tidak ingin melihat perang dagang pecah antara kedua negara. Itu tidak akan membuat perdagangan kita lebih adil,” kata Li pada pertemuan tahunan parlemen China.
Dia menambahkan hubungan yang stabil sangat penting tidak hanya untuk China dan Amerika Serikat, tetapi juga bagi perdamaian regional dan global, keamanan dan stabilitas.
“Kami mungkin memiliki metode statistik yang berbeda, tapi saya percaya perbedaan apa pun yang kita mungkin memiliki, toh kita semua bisa duduk dan berbicara satu sama lain dan bekerja sama untuk menemukan solusi.”
Li Keqiang mengatakan isu-isu yang tidak dapat segera diselesaikan harus “disimpan” untuk saat ini.
Komentar ini muncul sebagai respon atas rencana Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dilaporkan akan bertemu di Florida bulan depan. Kekhawatiran mencuat atas risiko perang dagang antara dua negara pelaku ekonomi terbesar di dunia.
Trump telah berulang kali mengkritik praktik perdagangan China dan mengancam untuk menerapkan tarif hukuman pada impor negara itu. Dia berargumen banyak kebijakan Cina yang tidak adil, menunjuk ke manipulasi mata uang Beijing, pencurian rahasia dagang, hacking, tenaga kerja lemah dan peraturan lingkungan.
Tahun lalu, defisit perdagangan Amerika Serikat dengan China mencapai $ 347 milyar, dan Trump telah berjanji untuk menutup kesenjangan itu, yang dia juga telah mengkaitkan ini dengan kebijakan pertukaran mata uang yang “dicurangi” China.
Presiden AS tidak dalam panggilan telepon baru-baru ini dengan presiden Xi, Trump mengatakan akan menghormati “Satu kebijakan China”, mengakui posisi Beijing bahwa hanya ada satu China, sedangkan Taiwan adalah sebuah bagian wilayah saja.
Li Keqiang juga mengatakan bahwa hubungan China-AS didirikan pada kepatuhan terhadap “satu kebijakan China”.
Dia mengatakan Beijing bersedia untuk membuat perekonomian negara yang lebih mudah diakses untuk investasi asing meskipun “friksi dalam perdagangan dan investasi.”
“China akan terus membuka ke dunia luar,” katanya, menambahkan “Kami menyambut mitra lainnya untuk berbagi dengan kami dalam peluang pengembangan Cina.” (HSG/ RT)