Jakarta, reportasenews.com- Putri proklamator,  Rachmawati Soekarnoputri  itu menolak atas tuduhan upaya melakukan makar. Rachmawati juga mengaku merasa difitnah karena dianggap aksinya menunggangi aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016.
“Jadi tidak ada sama sekali persinggungan yang dituduhkan kepada kami melakukan makar atau pemufakatan jahat itu. Saya merasa difitnah oleh kepolisian kami akan menunggangi aksi GNPF. Kami sudah bertemu dengan Habib Rizieq tanggal 30 siang,” paparnya.
Rachmawati Soekarnoputri, tersangka makar yang telah diperiksa polisi, menangis saat mengadukan kasusnya ke DPR. Di hadapan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, ia meminta agar kasusnya dihentikan.
Rachmawati mengisahkan soal kronologi penangkapannya menjelang melakukan aksi di Gedung MPR pada 2 Desember 2016. Ia mengaku sudah mengkomunikasikan maksud kedatangannya kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan untuk memberi petisi agar UUD 1945 dikembalikan ke naskah asli.
“Pada pertemuan tanggal 20 November, kami melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh nasionalis. Itu hanya dalam 2 tema, pertama solidaritas aksi bela Islam, dan bela negara dalam upaya mengembalikan UUD ’45 ke naskah asli,” ungkap Rachmawati di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/1).
“Jauh-jauh hari sudah mengatakan, saya dulu menolak adanya amendemen UUD’ 45 ke-5. Ini bukan barang baru, tahun lalu sudah kami sampaikan. kami bermufakat untuk kembali ke UUD yang asli,” imbuhnya.
“Pengalaman 1965, saya berada di Istana dan saya tahu apa itu makar, pasukan tidak dikenal bersenjata, mengepung Istana. Menanyakan di mana presiden. Dan kami hanya datang mau ke MPR,” tutur Rachmawati sambil terisak.
Dia sempat berhenti beberapa waktu dan menangis terisak. Sejumlah tamu lain yang hadir membantunya memberikan tisu. Rachmawati kembali berbicara sambil terbata-bata.
“Saya berada di Istana, Pak, jadi bagaimana yang dikatakan makar itu saya tahu. Dan kami mau ke MPR menyerahkan petisi. Mana persingungannya? Kalau (mau) makar, kami akan kepung istana, tapi kami ke sini, yang katanya rumah rakyat,” ujar Rachmawati. (dom)