Sekretaris BNPP, Restuardy Daud bersama Fopertas mengelar Focus Group Discussion (FGD) tentang pengelolaan wilayah perbatasan Temajuk dan kawasan Desa Temajuk saat ini. (foto Adi Saputro)
Sambas, Kalimantan Barat, reportasenews.com – Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis nasional (KSN).
Karena letaknya yang strategis, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia ini mendapat perhatian serius oleh pemerintah pusat untuk mempercepat ketertinggalan dari negara tetangga, Malaysia.
Hal ini pun dibahas secara detail dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) dengan pemerintah Kabupaten Sambas dengan menggandeng kalangan akademisi yang tergabung dalam Forum Perguruan Tinggi Perbatasan (Fopertas), Senin (21/11/2022) lalu.
Gagasan menarik dalam diskusi ini disampaikan oleh Professor Suratman dari Universitas Gajahmada.
Ia menekankan agar Desa Temajuk, Kecamatan Paloh ini nantinya bisa menjadi laboratorium lapangan di wilayah perbatasan dimana orientasi pembangunan saat ini tidak lagi Jawa Sentris tetapi harus menjadi Indonesian Sentris demi adanya pemerataan pembangunan dan berkeadilan sehingga terwujudlah yang namanya New Borneo.
“Pertama NKRI harga mati, forum Perguruan Tinggi Perbatasan ini terdiri dari pemikir-pemikir yang hebat dimana ada 12 para guru besar yang solid dan berpikir keras bagaimana membangun Indonesia pinggiran seperti di Nawacita kan oleh pak Jokowi. Filosofi nya disitu dan lahirlah Fopertas, karya kita adalah temuan-temuan akademik dan riset, dari pemikiran workshop dan seminar itu berbuah manis, yaitu membangun dari pinggiran dengan pendekatan soft power yakni pendidikan, budaya, dan alam, ” kata Suratman kepada wartawan.
Laboratorium lapangan perbatasan ini dilahirkan karena dorongan dari aksi 12 guru besar dalam Perguruan tinggi ini,
“Hal yang luar biasa inikan adanya IKN sebagai tonggak sejarah baru. Borneo ini pulau terbesar di dunia, sehingga kami sebut New Borneo untuk menyongsong Indonesia baru dan politik global, untuk menyoroti seluruh pulau-pulau di Indonesia yang maritim dan archipelago, membangun kepulauan dan poros maritim dunia, “jelasnya.
Kalimantan ini memiliki potensi luar biasa dari sumber daya alamnya dan letaknya yang strategis berada di tengah garis khatulistiwa yang merupakan poros bumi.
“Saya sebagai orang Geografi, bangga punya Borneo ini, sehingga laboratorium ini menjadi laboratorium pertama yang ada didunia yakni border, edu ecotourisme, dan laboratorium berskala dunia,”sebutnya.
Untuk mendukung itu, lanjut Suratman, adalah terus memperkuat budayanya, produknya, keramahtamahan masyarakatnya.
“Disini banyak potensi, ada emas dan berlian, dan sumber daya yang melimpah” ujarnya.
Manfaat laboratorium lapangan Desa Temajuk nanti adalah menjadi kawasan yang tumbuh cepat dan sejahtera, membuka kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, membuka hubungan sosial ekonomi antar negara, dan menjadi wahana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pendidikan, mendukung pembangunan PKSN di Paloh,dan Aruk.
Sedangkan zona pemanfaatan laboratorium lapangan perbatasan ini terbagi menjadi zonasi kepesisiran meliputi zona perairan, zona pantai berbatu, zona pantai berpasir, zona mangrove dan zona habitatnya penyu. Sedangkan zona lainnya adalah zona pengembangan untuk homestay, kuliner, dan budaya. Zona fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta zona laboratorium lapangan perbatasan.
“Kita akan segera kirim mahasiswa-mahasiswi dari berbagai Perguruan tinggi ini untuk menimba ilmu langsung dan mempraktikkan teori-teori yang didapat di Kawasan Desa Temajuk dalam bentuk KKN Kebangsaan,” katanya
Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) melihat potensi Desa Temajuk dari potensi alamnya yang indah dengan pantai berpasir yang panjang mencapai 60 kilometer, dan lautnya yang jernih serta ada gugusan bebatuan di pantai sehingga anugerah alam ini bisa menjadi modal dalam pengembangan bisnis sektor pariwisata.
Di Desa Temajuk, ada beberapa pantai yang sudah dikelola baik oleh investor seperti Resort Camar Bulan, Pantai Tanjung Bendera, Pantai Pak Atong, dan pulau Batu Nenek serta dilengkapi dengan kawasan hutan Mangrove.
Potensi lainnya adalah kekayaan hasil laut seperti kepiting, berbagai jenis ikan laut, habitat penyu, serta ubur-ubur dan lobster.
Sehingga adanya potensi ini perlunya mendorong masyarakat lokal untuk menggerakkan UMKM dan pelaku wisata yang lebih kreatif dan inovatif untuk menarik kunjungan wisatawan dari luar maupun domestik.
“BNPP RI bersama Fopertas mengandeng perguruan tinggi yang berkomitmen memajukan perbatasan. Hari ini kami melakukan pelatihan pengembangan kapasitas UMKM dalam rangka pengembangan desa wisata Temajuk, ada pelatihan bagi masyarakat serta kelompok masyarakat seperti pokdarwis, ibu- ibu PKk, Pramuka untuk berkolaborasi mendukung desa wisata Temajuk semakin terdepan.” kata Restuardy Daud, Sekretaris BNPP.
“Untuk jangka panjang, kami juga melakukan diskusi terbatas dengan pemerintah Kabupaten Sambas untuk pengembangan desa wisata Temajuk ini sebagai ikon wisata di Kalimantan Barat. Dengan ini kita berharap bisa mengembangkan ke depan, sehingga desa ini bisa menjadi desa wisata kelas dunia,” tegasnya.
“Wilayah Kabupaten Sambas ini memiliki keunikan, dimana dia wilayah perbatasan yakni Aruk dan Temajuk. Kami sepakat role model bagi percepatan pembangunan perbatasan, potensi pariwisata adalah unggulan. Sebagai putra putri kalimantan Barat sangat bangga dengan keindahan destinasi wisata Temajuk, sebagai heritage dan barang antik purbakala sehingga daya tarik wisata,” kata Elyta, dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak
Daya tarik Desa Wisata Temajuk seharusnya dapat menjadi modal simbolik dalam peningkatan kualitas wisata bahari serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di tapal batas NKRI di wilayah ekor Kalimantan.
Kegiatan ini digelar BNPP dengan dihadiri Restuardy Daud, (Sekretaris BNPP), Tika Kasihandayani (Plh. Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama BNPP), Fery Madagaskar (Sekda Sambas), Eka Budhi Sulistyo (Plt. Direktur Pendayagunaan dan Layanan UPZ dan CSR BAZNAS), M. Insanil Kami (Pimcapem BRI Kab. Sambas), Prof. Dr. Suratman (UGM), Dr. Agung Satriyo Nugroho (UGM), Dr. Elyta, S.Sos (UNTAN), Dwita Suci Rochima, S.Sos (UNTAN) Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, (IPB), Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, MA, Ph.D (UNPAD), Dr. Irman Irawan, S.Pi, M.Sc, Ph.D (UNMUL), Dra. Baiq L.S.W Wardhani, MA, Ph.D (UNAIR), Dr. Azhar, SH, M.Sc, LL.M (UNSRI), Dr. Nur Hidayat Sardini, S.Sos, M.Si (UNDIP). (das)