Tasikmalaya, reportasenews. com – Ribuan umat islam dan organisasi kemahasiswaan se-kota Tasikmalaya, kembali turun kejalan untuk menuntut dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum security toko accesories Ratu Paksi yang berada di jalan Sukalaya, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, terhadap seorang gadis berusia 16 tahun pada kamis lalu, Selasa (26/12).
Mereka menuntut agar toko accesories terbesar di wilayah Priangan Timur itu ditutup secara permanen bukan di tutup dan disegel sementara.
“Jangan sampai ada aksi pembungkaman terhadap kasus ini yang dilakukan oleh pemerintah. Toko ini sudah berjalan usahanya selama 3 tahun disini, kenapa baru sekarang diketahui ijinnya bermasalah. Jadi ini jelas usaha pembungkaman terhadap kita. Kita hanya minta toko ini di tutup secara permanen ” tegas Fikri, korlap HMI saat diwawancarai reportasenews. com di depan toko Ratu Paksi.
Dalam orasinya, masa meminta kasus ini di proses secara hukum dan kepada pelakunya di berikan hukuman yang setimpal. Kasus ini dianggap telah melukai banyak orang.
“Kami minta pihak kepolisian juga menindak oknum anggota Polsek Cihideung Kota Tasikmalaya yang tidak merespon laporan korban. Kami akan awasi dan akan kami pantau kasus ini hingga tuntas. ” pinta Sekjen DPP Gabungan Anak jalanan (Gaza), Iim Imanuloh.
Setelah melakukan do’a bersama yang dipimpim oleh para kyai didepan Toko Ratu Paksi, masa akhirnya membubarkan diri. Namun pihak kepolisian hingga saat ini masih berjaga jaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Aksi yang dilakukan oleh ribuan umat muslim pada hari ini sebenarnya sudah dibatalkan oleh gabungan ormas islam, LSM dan organisasi kepemudaan setelah hari senin kemarin tuntutan mereka dikabulkan oleh pemerintah dan pihak kepolisian.
Tuntutan itu antara lain, ditutupnya toko Ratu Paksi, Kasus dugaan pelecehan itu diproses secara hukum dan anggota Polsek Cihideung yang telah mengabaikan laporan korban.
“Sebenarnya hari ini tidak ada aksi berdasarkan hasil rapat gabungan ormas dan lsm serta ormas islam tadi malam. Hanya kita sudah meminta ijin Kapolres dan Dandim untuk mengawal aksi mahasiwa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.” jelas Akhmad, Pengasuh rumah hafal Al-Quran Al mumtaz kepada wartawan.
Sebelumnya, diduga kasus pelecehan oleh oknum security toko Ratu Paksi terhadap wanita berusian 16 tahun ini terjadi pada Kamis lalu. Gadis ini dituduh melakukan pencurian di toko tersebut.
Oknum security yang bertugas saat itu langsung memeriksa wanita tersebut, namun tidak terbukti. Karena penasaran, wanita tersebut di telanjangi di sebuah wc setelah itu petugas security memeriksa pakaian dan tas korban diruangan lain.
Kasus ini sempat dilaporkan oleh korban dan ibunya, namun anggota kepolisian Sektor Cihideung Polresta Tasikmalaya tidak meresponnya sehingga korban mencurahkan kejadian yang dialaminya di media sosial dan sempat viral. (ap)