Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 28 Mar 2017 09:00 WIB ·

Dimasa Depan Cek Kesehatan Cukup Pakai Hembusan Napas


					Deteksi penyakit bisa dilakukan dengan hembusan napas/ Universitas Arlington Perbesar

Deteksi penyakit bisa dilakukan dengan hembusan napas/ Universitas Arlington

Amerika, reportasenews.com: Jarum adalah salah satu perangkat yang masih dipakai didunia medis saat ini, baik untuk menginjeksi cairan obat kedalam tubuh, atau untuk mengambil sampel darah untuk melakukan pengecekan.

Dimasa depan, tampaknya jarum akan ditinggalkan. Peneliti mengembangkan alat yang dapat melakukan pengecekan kesehatan tubuh cukup melalui hembusan napas.

Meskipun tes memakai napas manusia masih dalam tahap penelitian, sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Desember menunjukkan mereka berhasil mengidentifikasi 17 kondisi penyakit yang berbeda, termasuk paru-paru, ginjal, dan kanker prostat, penyakit crohn, ulcerative colitis, sindrom iritasi usus, dan multiple sclerosis.

Pengujian berbasis napas “memiliki potensi untuk menjadi tes diagnostik masa depan,” kata Stephen Steinhubl, Direktur Digital Medicine di Scripps Translational Science Institute dan seorang ahli jantung di Scripps di San Diego, California.

“Mereka bisa menggantikan cek rutin pemeriksaan kanker, mendiagnosa penyakit menular, dan memonitor individu di rumah untuk kondisi kronis.”, katanya yakin.

Mengambil contoh kasus diabetes. Dijaman ini, diagnosis harus diambil ke phlebotomist. Kemudian darah harus dikirim ke laboratorium untuk pengujian, dengan hasil uji lab keluar beberapa hari kemudian. Di masa depan, mendapatkan diagnosis bisa semudah bernapas ke dalam alat khusus dan mendapatkan hasil seketika.

Tes ini bekerja dengan menghembuskan nafas membawa molekul aliran darah seseorang bercampur dengan udara.

Kebanyakan orang menghembuskan napas 17.000 sampai 30.000 kali per hari, dan napas itu tidak hanya membawa karbon dioksida , tapi juga termasuk ribuan senyawa tak terlihat yang datang dari dalam tubuh. Sekitar 1 persen dari napas terdiri dari senyawa organik yang mudah menguap (juga dikenal sebagai VOC) yang membawa tanda kimia kecil khas dari penyakit mulai dari flu hingga kanker.

Inspirasi untuk tes ini dimulai pada tahun 1980-an, ketika studi melibatkan anjing yang dapat mengendus kanker dalam tubuh pasien. Para ahli melihat kemampuan luar biasa anjing untuk mencium bau dari penyakit didalam tubuh manusia.

Para ilmuwan lantas mencoba menciptakan detektor yang cukup sensitif untuk membaca konsentrasi satu bagian per sejuta molekul tertentu. Sehingga dokter dapat mengendus apakah pasien telah terkena penyakit tertentu (HSG/ NBCNews)

Komentar

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

CBA : Copot Semua Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Bank DKI !

17 April 2025 - 08:55 WIB

DPR RI akan Bongkar Salinan Putusan Mahkamah Agung Palsu !

15 April 2025 - 08:54 WIB

Penggelapan Jaminan 452 Hektar, Siapa Berbohong ? BI atau Kemenkeu ?

23 Maret 2025 - 13:49 WIB

Kemenkeu, Sri Mulyani dan Gubernur BI, Perry Warjiyo. (foto. Ist)

Mengawali Masa Siaga Ramadhan, PLN UIT JBT Lakukan Audiensi dengan BPN, Perkuat Kolaborasi Pengamanan Aset

13 Maret 2025 - 20:20 WIB

Membedah Kontroversi Putusan Mahkamah Agung No. 1688 dan Pidato Presiden Prabowo

25 Februari 2025 - 07:45 WIB

20 Februari 2025 - 08:10 WIB

Trending di Hukum