KUBU RAYA RN.COM – Berbeda di tempat lainnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat langsung turun memeriksa hewan qurban di lokasi peternakan sapi jelang Hari Raya Idul Adha.
Seluruh pemeriksaan baik fisik maun non fisik dilakukan untuk memastikan hewan qurban benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi atau diqurbankan.
“Kita sudah mulai turun dari minggu lalu, ada empat kecamatan yang menjadi sentral peternakan di Kabupaten Kubu Raya. Dalam seminggu ini kita sudah memeriksa hewan qurban yang terdiri dari 91 ekor sapi, tapi yang layak qurban adalah 50 ekor, sedangkan kambing yang diperiksa 57 ekor, namun yang layak qurban hanya 17 ekor,” kata petugas veteriner Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kubu Raya, Drh. Yudha Dwi Harsanto, kepada wartawan, Kamis (8/9/) di lokasi peternakan sapi di Jalan Wonodadi I Kubu Raya.
Menurut Yudha, hewan qurban yang telah diperiksa dan layak diqurbankan langsung ditandai dengan pemberian peneng. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, dari ante mortem hingga post mortem sesuai aturan kesehatan dan syariah.
“Pemeriksaan ante mortem ini adalah pemeriksaan yang wajib dilakukan sebelum hewan qurban disembelih, sementara pemeriksaan post mortem setelah hewan qurban di sembelih di masjid-masjid,” terangnya.
Pemeriksaan ante mortem ini seperti pemeriksaan fisik luar, tidak terdapat luka atau memar, bebas penyakit, tidak stres, pemeriksaan gigi untuk memastikan usia hewan qurban.
Sedangkan pemeriksaan post mortem, lanjut Yudha, akan dilakukan saat hewan qurban di potong dari pemeriksaan daging hingga bagian dalam seperti organ pencernaan ataupun bagian tubuh lainya hewan qurban agar benar-benar terbebas dari penyakit atau cacing serta penyakit lain yang datang dari luar seperti tempat penyimpanan daging setelah di potong harus terus dipantau.
Untuk menjaga kesehatan hewan qurban, Yudha meminta peternak sapi atau kambing agar memperhatikan asupan makanan dan minuman hewan qurban serta membuat kandang yang nyaman bagi ternak agar terhindar dari stress.
Yudha memastikan sampai saat ini belum ditemukan hewan qurban yang mengalami penyakit serius seperti anthrax atau penyakit lainnya, hanya beberapa hewan qurban yang belum memenuhi syarat kesehatan maupun syariah untuk tidak diperjualbelikan untuk hewan qurban. (ds)
