Amerika, reportasenews.com : Sebuah drone bawah air milik Amerika disita oleh militer China di perairan Laut Cina Selatan dan menimbulkan ketegangan dua negara. Amerika menyebut drone bawah air itu berada diwilayah perairan internasional dan RRC tidak berhak mengambil drone itu.
Pihak milter RRC berdalih bahwa drone Amerika disebut “berbahaya” untuk sistem navigasi yang aman bagi kapal yang mondar mandir diperairan itu, Cina mengklaim, menambahkan bahwa pesawat tak berawak tersebut akan dipulangkan kepada AS setelah dilakukan penyelidikan. Kementerian Pertahanan Cina memuji upaya angkatan lautnya dalam menangani insiden itu “secara profesional,” dalam apa yang telah dijuluki sebagai salah satu episode paling serius antara militer kedua negara ‘di tahun.
“Untuk mencegah perangkat ini dari ancaman bahaya untuk navigasi yang aman bagi kapal dan personil, kapal perang Cina mengadopsi sikap profesional dan bertanggung jawab dalam menyelidiki dan memverifikasi perangkat,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Yang Yujun dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu , seperti dikutip AP.
Cina juga telah menuduh Washington melakukan “survei militer” dengan kapal perang mereka, dan menuntut AS “menghentikan kegiatan tersebut.”
“China akan terus menjaga kewaspadaan terhadap kegiatan AS dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani mereka,” pernyataan itu memperingatkan.
Perangkat drone tersebut, yang ternyata menjadi drone bawah air tampaknya digunakan oleh kapal oseanografi Amerika, hasil penelitian akan ditransfer ke AS “melalui cara-cara yang tepat,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan. Pentagon menegaskan drone tersebut akan kembali ke AS, Reuters melaporkan, mengutip sekretaris pers Pentagon Peter Cook. (HSG/ Rusia Today)