Perancis, reportasenews.com: Pemilu yang akan dilangsungkan di Perancis akhir April besok dihantui oleh ancaman berita palsu dan “plintiran aspal” yang akan mempengaruhi opini publik. Facebook dan Google digandeng otoritas Perancis agar bisa menekan keluarnya berita aspal seperti yang terjadi di pilpres AS. Karena itu. perusahaan teknologi bekerja sama dengan organisasi-organisasi berita besar pada serangkaian alat verifikasi.
Berita aspal di Facebook dan Google mencapai jutaan konten selama pemilu AS, dan saat ini Perancis ingin memastikan pemilu pilpres mereka sendiri tidak diganggu oleh berita aspal.
Banyak berita palsu pilpres AS dilaporkan berasal dari Rusia, dan bersumber dari partai Front Nasional sayap kanan Marine Le Pen didanai oleh bank-bank Rusia yang ditengarai dekat dengan Vladimir Putin. Facebook telah bekerja sama dengan delapan organisasi berita utama termasuk Agence France Presse (AFP), LeMonde dan Les Echos untuk mengekang informasi palsu selama pemilu April Perancis.
Jika pengguna melaporkan sebuah artikel, hal itu akan dikirim kesebuah portal khusus dijaga oleh pakar media. Setelah diverifikasi sebagai “berita palsu” oleh setidaknya dua organisasi, netizen akan diperingatkan oleh tanda khusus, dan akhirnya, artikel berdasarkan fakta akan diusulkan sebagai gantinya. Facebook dan Google secara dramatis akan mengurangi semua web yang berulang kali melakukan pelanggaran.
Upaya lain terpisah disebut “kroscek”, diluncurkan oleh “Google News Lab”, yang menjadi koalisi draft berita Pertama bersama 17 media partner.
Inisiatif ini akan “membantu memberikan alasan masuk akal kepada publik tentang apa dan siapa yang harus dipercaya di medsos feed, pencarian web dan konsumsi berita online umum dalam beberapa bulan mendatang,” menurut situs tersebut. Upaya terakhir ini akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar, sehingga kelompok media Prancis telah meminta mahasiswa jurnalistik untuk membantu.
Karena tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memeriksa berbagai cerita, kelompok media Prancis enggan untuk pergi bersama dengan Facebook diawalnya. Namun, perusahaan mengatakan bahwa algoritma akan menyingkirkan sebagian besar posting palsu, dan mereka bahkan dapat men-tweak untuk menangkap teknik kecurangan baru didalam konten aspal.
“Itu bagian yang meyakinkan kami untuk bergabung dengan Facebook,” kata Direktur LeMonde Jérôme Fenogliov. “Untuk pertama kalinya, kami dapat memberikan umpan balik pada algoritma jika ada masalah editorial dengan artikel.”
Kelompok media Perancis telah menciptakan sendiri, proyek terpisah mereka untuk memerangi berita palsu. Le Monde memiliki serangkaian disebut “Les Décodeurs,” misalnya, membiarkan pengguna mengirimkan cerita untuk verifikasi.
Sementara itu upaya menjaga isi berita pemilu Perancis, Google dan Facebook juga bertujuan untuk mempraktekan pada saat pemilu Jerman yang akan datang,
“Ini pertama kalinya kami mencoba inisiatif tersebut untuk suatu jangka waktu yang panjang,” kata Jenni Sargent. “Jika berhasil, kami akan terus melakukan itu.” Putaran pertama pemilihan Prancis berlangsung pada 23 April, dengan putaran kedua kemungkinan dijadwalkan untuk bulan Mei.(HSG/ Engadget)