Probolinggo, reportasenews.com – Perkembangan tehnologi informasi yang begitu cepat mempengaruhi prilaku dan budaya lokal. Dampaknya banyak masyarakat lebih memilih cara hidup modern. Termasuk budaya berpakaian lokal yang mulai ditinggalkan salah satunya pakaian khas Maten Tengger yang ada di Kecamatan Sukapura,Kabupaten Probolinggo.
Melihat menurunnya kecintaan terhadap pakai khas Manten Tengger yang biasa digunakan suku Tengger di Bromo. Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (DP2KB) mengekplorasi kasanah budaya pakaian Maten Tengger sebagai icon andalan Kabupaten Probolinggo.
” Ada fakta bahwa masyarakat mulai meninggalkan budaya lokal karena pengaruh era global yang begitu kuat.Padahal budaya lokal menarik dan memiliki nilai seni dan ekonomi. Ditengah prefektif hidup modern kita ingin mengembalikan nilai budaya dan peran peran perempuan adat,” kata Kepala DP2KB Kabupaten Probolinggo dr.Anang Yulianto,Senin(22/5).
Pakaian khas Maten Tengger kembali diangkat sebagai icon Kabupaten Probolinggo. Model dan bahan pakain ini tidak jauh beda dari baju khas jawa. Warna khas kebaya manten tengger kaya akan motif.
” Untuk membangun kembali kecintaan pakaian khas maten tengger kita sengaja menggelar fashion melibatkan perempuan warga Tengger bekerjsama dengan Kominfo,Camat Sukapura dan tokoh Adat Tengger di Bromo,” ungkap Anang Yulianto.
Tokoh adat Tengger Supoyo SH membenarkan masyarakat saat ini sudah meninggalkan pakai adat lokal termasuk pakai manten Tengger.
“Kegiatan ini sangat baik untuk mengingatkan orang muda untuk mengenal dan mencintai pakain lokal khususnya khas Tengger. Ini penting untuk menghormati budaya leluhur kami yang menimpan pesan moral,” katanya saat menghadiri fashion manten Tengger,di halaman Kantor Kecamatan Sukapura,Senin(22/5).( mrh/ric)