Pasuruan, reportasenews.com – Demam om telolet om ternyata membawa berkah tersendiri bagi perajin atau pembuat klakson telolet di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sejak ramai diberitakan di media sosial (medsos), justru penghasilan para perajin ini meningkat tajam hingga 75 persen dibanding bulan sebelumnya. Bahkan tiap hari pesanan dari para pengemudi truk meningkat signifikan seiring dengan demam telolet.
Tak hanya pengemudi truk besar saja yang pesan, melainkan para sopir truk kecil tak mau ketinggalan untuk memasang klakson yang lagi trendy tersebut. “Hampir setiap hari kami selalu didatangi pemesan yang tak lain para sopir truk yang hendak memasang klakson dengan suara keras ini, ” ucap Gito, pembuat klakson telolet saat berada di bengkelnya, Senin (26/12).
Tentu saja omzet perajin klakson ini juga ikutan meningkat drastis, lantaran kali ini hasil pekerjaannya diburu. Padahal, jenis klakson telolet sempat ditinggalkan dan berganti jenis klakson dengan suara kapal dan truk besar. Namun semenjak berita om telolet om di medsos gencar, perajin satu-satunya di Kabupaten dan Kota Pasuruan yang membuat klakson jenis telolet ini, kini kewalahan karena banyak diburu konsumen yang datang.
Dalam sehari Gito mampu melayani pembeli antara 5 buah hingga 10 buah klakson. Sedangkan proses pembuatannya tergolong gampang-gampang susah. Sebab, usai klakson dibentuk, lalu disambung dengan cara di las. Selanjutnya dihaluskan dengan kertas gosok hingga proses pendempulan. “Setelah kering, langsung di cat dan satu persatu semua klakson harus di uji coba hasil suara, ” bebernya.
Dari semua suara, ada 7 jenis suara. Hal itu tergantung tombol yang ditekan dengan bantuan stroom dan dorongan angin. Dengan begitu, akan muncul suara yang cukup unik telolet jenis panjang, cepat dan pelan. Suara itu yang banyak diminati para pengemudi truk yang bertonase besar. Sehingga pemesannya pun sehari mencapai 10 pesanan baik dari lokal dan luar kota.
Gito menuturkan, jika awalnya ada 9 perajin setelah itu tinggal 5 dan hanya satu saja yang mengerjakan klakson telolet dirinya saja. Hasilnya selama dua bulan terakhir meningkat tajam masalah harga misalkan dengan tabung angin Rp 1,1 juta lengkap dijamin bunyi. Sedangkan kendaraan besar sudah ada tabungnya cukup merogoh kocek Rp 480 ribu. Pemesanya mulai dari Pulau Jawa hingga luar pulau, seperti Bali dan NTT.
Seperti salah satu pembeli dari Jepara, Jawa Tengah, Sahir. Dia datang dari jauh hanya ingin membeli satu set klakson telolet buatan Gito. Menurut Sahir suara klakson buatan warga Nguling ini bentuknya unik dan harganya bisa terjangkau dibandingkan dari kota-kota lain. Disamping itu, klakson yang dibeli tersebut rencananya akan digunakan untuk persiapan menjelang pergantian tahun baru mendatang.
“Klakson buatan pak Gito ini berbeda dengan dari daerah lainnya. Sebab suaranya memang unik makanya senang membeli klakson telolet kan banyak macem suaranya. Tak hanya itu, saat dibunyikan di jalanan, juga bisa untuk penghilang stres. Masalah harganya standar tidak terlalu mahal bagi kami kalangan sopir truk besar. Bahkan banyak teman sopir lainnya yang kepingin membeli, ” tandas Sahir, salah satu sopir truk. (abd)