PONTIANAK, REPORTASE – Ratusan warga pesisir Sungai Kapuas memeriahkan Hari Jadi Kota Pontianak ke-245 dengan mengelar Festival Sampan Hias. Festival yang setiap tahunnya digelar ini sebagai wujud upaya pelestarian budaya Melayu khususnya masyarakat pesisir Sungai Kapuas yang telah lama menjadikan sampan sebagai moda transportasi sejak dulu.
“Peserta yang mengikuti sampan hias ini berjumlah 40 peserta. Sampan-sampan dihiasi berbagai kreasi dari masing-masing peserta, yang terpenting jangan melupakan tradisi dan adat istiadat,†kata Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, kepada wartawan, Rabu (19/10).
Kota Pontianak sejak dahuulu dijuluki sebagai kota seribu sungai, sehingga masyarakatnya telah terbiasa menggunakan sampan untuk beraktivitas sehari-hari.
“Sampan-sampan inilah yang pada waktu itu menjadi sarana penting untuk aktivitas perdagangan dan roda ekonomi kala itu.Kita patut berbangga sampan masih banyak digunakan masyarakat, apalagi kebanggaan lainnya Sungai Kapuas adalah nadi perekonomian kota ini dan menjadi sungai terpanjang di Indonesia,†urainya.
Meskipun sempat diguyur hujan, tak menyurutkan antusias 40 peserta Festival Sampan Hias. Sampan-sampan dihiasi dengan motif khas adat dan budaya Melayu Pontianak dengan pokok manggar, pernak-pernik kertas berwarna-warni, hingga miniatur Tugu Khatulistiwa.
Selama festival Sampan Hias, Edi Rusdi Kamtono berpesan agar masyarakat khususnya yang bermukim di pesisir Sungai Kapuas senantiasa menjaga kebersihan sungai dan menjaga ekosistemnya.
“Cintailah sungai Kapuas, ini sumber penghidupan kita. Terutama warga yang bermukim di sepanjang pinggiran sungai dan penambang sampan,†imbaunya.
Edi berharap  Festival Sampan Hias ini bisa menjadi daya tarik wisata jika dikemas dengan baik. Sebab itu, dirinya berharap even ini lebih dipersiapkan secara matang, baik dari sisi kemasannya, peserta hingga pengunjung yang menyaksikan festival di sungai ini. (ds)