Brebes, reportasenews.com – Gas subsidi 3 Kg sejak Maret lalu hilang di pasaran. Warga di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengeluhkan kelangkaan gas subsidi tersebut. Kondisi ini mengakibatkan harga jual eceran naik menjadi Rp 20.000 hingga Rp 22.000.
Kelangkaan gas elpiji 3 Kg sudah dirasakan warga Brebes sejak sebulan terakhir ini. Biasanya warga dengan mudah mendapatkan gas di warung pengecer, namun kini mereka harus keliling untuk mencari warung yang masih menyediakan gas subsidi 3 Kg.
Kendatipun ada, harga jual eceran kini menjadi naik, yakni Rp 20.000 sampai Rp 22.000. “Hampir semua warung sudah saya datangi, dan semuanya kosong. Gas subsidi sekarang sulit didapatkan. Saya bahkan harus pergi ke lain desa baru bisa dapat gas 3 Kg,” ujar Khotimah (35) warga Dumeling, Wanasari Brebes.
Sejumlah pengecer gas subsidi 3 Kg mengaku, kiriman dari pangkalan sekarang sudah mulai jarang. Sebelumnya kiriman datang dua hari sekali sebanyak 10 tabung, namun sekarang sudah hampir seminggu tidak ada kiriman. Akibatnya, pemilik warung pengecer kerap menolak warga yang akan membeli gas.
“Sudah empat hari dan belum dapat lagi. Terakhir dapat 10 sudah sampai sekarang tidak ada lagi. Setiap hari yang minta banyak sampai 30 orang, mulai pagi, siang dan sore. Mereka mengira tabung ini ada isinya,” terang Daisah (65) salah seorang pengecer gas 3 Kg.
Keluhan masyarakat terhadap kelangkaan gas ini akibat kebijakan Pertamina yang sengaja mengurangi jumlah penyaluran gas subsidi. Kasubag Sumber Daya Alam dan Energi Bagian Perekonomian Penkab Brebes, H Karim menjelaskan, setiap bulan pasokan gas subsidi untuk Kabupaten Brebes sebanyak 1.324.000 tabung.
Sejak maret kemarin dikurangi untuk penghematan sebanyak satu sampai dua persen. Pengurangan ini sebagai persiapan untuk memenuhi kebutuhan gas selama bulan Puasa dan Lebaran. Dimana pada saat Puasa dan Lebaran, kebutuhan gas selalu mengalami kenaikkan hingga 12 persen.
Kelangkaan ini diperparah dengan meningkatnya kebutuhan gas di masyarakat pada bulan tertentu. Dimana saat bulan Rajab dan Syaban, tidak sedikit masyarakat yang menggelar hajatan baik pernikahan maupun khitanan.
“Sebenarnya bukan kelangkaan cuma agak berkurang karena dari Pertamina mulai Maret ada pengurangan jumlah penyaluran tidak banyak, hanya 1 – 2 persen. Ini disiapkan khusus saving bulan Ramadhan dan Lebaran. Sehingga momen penting itu didahulukan. Kebutuhan masyarakat juga meningkat pada saat bulan Rajab dan Syaban karena kebiasaan masyarakat mengadakan pesta pernikahan dan khitanan sehingga kebutuhan elpiji 3 kg meningkat,” papar Karim.
Pengurangan jumlah penyaluran dibenarkan oleh Ponco Susilo (46) salah seorang agen penyalur gas subsidi. “Jadi masyarakat yang mencari elpiji 3 Kg dan tidak ada, bisa beralih ke 5,5 Kg dan semua pangkalan sudah tersedia. Nantinya lambat laun ada elpiji subsidi dan non subsidi PSO dan non PSO. Jadi yang subsidi kita tidak bisa menambah alokasi, tapi sebaliknya ada penambahan pemakai, kita arahkan ke non subsidi,” jelas Ponco Susilo
Selain untuk penghematan. pengurangan ini sebagai langkah uji coba pengalihan konsumsi gas subsidi menjadi non subsidi bagi masyarakat yang mampu. Karena pemerintah telah mengeluarkan produk gas non susidi kemasan 5,5 kg bagi masyarakat menengah ke atas.(iso)