Oleh: Kombes Pol Chrysnanda DL
JAKARTA – RN.COM, Birokrasi akan berimplikasi pada masyarakat. Proses transformasi kecerdasan hampir-hampir dikalahkan dengan provokasi dan taburan-taburan kebencian. Walau sedikit atau kecil namun mendominasi dan membuat resah.
Mereka berani karena ada spiritnya atau karena ada prewanganya ? Prewangan biasanya tidak nampak namun berperan, bahkan menjadi dalangnya. Ia menggerakkan dan sebatas pinjam badan.
Mafia birokrasi akan menjaga suasana nyamannya. Sumber-sumber daya akan terus dieksploitasinya. Tidak peduli benar atau salah. Pembodohan berbasis primordial (sara) akan digunakan dalam menabur konflik di masyarakat.
Mengadu domba, memancing emosi dan membakar hati untuk menanggalkan rasionalitas. Solidaritas primordial biasanya tidak lagi rasional dan tidak manusiawi. Para mafia ini sangat piawai melukai hati dan mengolahnya menjadi kegilaan dalam masyarakat.
Penyebaran issu-issu akan menjadi bagian dari penyemaian benih-benih kebencian. Tatkala semaian-semaian kebencian dlm issu bulian telah diyakini dan merasuk di hati, maka akan mudah disulut kobaran konfliknya.
Orang-orang yang tersulut kadang tidak tahu apa yang dia ikuti. Yang penting ramai-ramai merusak dan bebas menanggalkan otak. Setelah konflik semua penuh ketakutan, kekhawatiran, keteraturan sosial kacau.
Para prewangan, mafia-mafia bertepuk tangan melanjutkan kenikmatan yang akan hilang kini sudah kembali dalam pelukan mereka.
Ketika kewarasan ini terus dihalau dan ditanamkan sikap-sukap anti kewarasan, maka tidak akan ada tempat bagi yang waras. Kewarasan menjadi ancaman dan dianggap kegilaan. Berduyun-duyun melakukan pembodohan akan menjadi kebanggaan.
Citra waras dianggap mimpi yang sia sia, krn ajaranya bangga dan senang dengan suasana gila. Memang menyedihkan dan menyakitkan. Otak menuju kewarasan tiada lagi ? Krn siapa berani waras sama dengan mencari mati ?
Sedemikian parahnyakah penyakit birokrasi ? Mungkin iya tatkala anti kewarasan masih merajalela dan primordial sebagai resep konflik yang mujarab masih dipuja dan diungulkan.(Redaksi)